(Sleeping) Time Management

If you have to give a penny for everyone who says 'Time Management' for every time crisis that you face, how much money would you spend?
In my case, probably, billion.

Sebagai pengangguran yang kerjanya hanya masak, cuci ini itu, bersih-bersih rumah, ngurus anak, ngurus suami, dan semacamnya, gue gak layak berteriak minta tolong tentang Time Management. Teriakan minta tolong itu harusnya menjadi privilege para working moms, bukan gue. Masalahnya... (tanpa ada masalah gak akan ada teriakan minta tolong kan?) ...24 jam ternyata tidak cukup buat gue untuk mengurusi rumah dan isinya, mengurusi pekerjaan sampingan, mengurusi proyek-proyek pribadi, dan mengurusi diri sendiri!
No, no, let me rephrase that: 24 jam ternyata tidak cukup bila harus memasukkan kegiatan tidur. Ya, tidur!

How many hours a day does your body need to sleep? I need 8, minimum! Padahal gue gak sedang tumbuh kembang (yeah, right!). Dulu-dulu, gue sering merasa kasihan dengan nyokap yang gak bisa tidur lama. Paling lama beliau tidur hanya 5-6 jam. Lewat dari 5-6 jam tadi, nyokap akan 'nguprek' seisi rumah karena beliau gak bisa tidur. Di dalam proses ngupreknya itu nyokap akan mampu menonton seluruh saluran tivi, membereskan seluruh pekerjaan rumah, seluruh pekerjaan kantornya, seluruh lemari baju di rumah, lemari di dapur, dan pada akhirnya membangunkan seisi rumah. Banyak orang yang seperti nyokap. Gue juga pernah baca bahwa seorang penguasa Indonesia beberapa tahun yang lalu juga hanya perlu tidur 4 jam. Dan saat itu gue benar-benar merasa kasihan pada mereka karena menurut gue TIDUR ITU NIKMAT, apalagi kalau bisa tidur siang atau malah sekalian tidur sampai siang.
Mungkin karena terbiasa dengan tidur yang minimal 8 jam itu atau karena badan gue memang reyot banget maka sampai sekarang kalau gue tidur kurang dari segitu jam, gue bakal sakit (seperti sekarang). Padahal, padahal, oh padahal, gue butuh mengurangi jam tidur ini...

Di sisi lain, Papap juga pecinta tidur. Tapi dia lebih beruntung karena kalaupun tidak tidur banyak, badan dan otaknya masih bisa berfungsi. Kecuali kalau perutnya keroncongan, barulah Papap akan jadi malfunction. Beda dengan otak gue yang gak akan jalan tanpa kecukupan tidur, tak perduli lapar atau kenyang. Sekarang, gue gak merasa kasihan dengan nyokap. Sekarang gue merasa iri, karena dengan kemampuan tidur minimalnya dia akan bisa membereskan lebih banyak hal. And right now I can hear my mom shouting I Told You So....

ps: buat temen-temen lama yg pada jamannya dulu pernah menelpon dibawah jam 10 pagi lalu menerima omelan, gerutuan, dan protes keras dari gue, percaya deh, saat melakukan semua itu gue masih tidur ;b

-me-yang-membenci-morningsun-dan-pecinta-tidur-tidursiang-serta-tidursampaisiang-

0 comments:

Blogger Templates by Blog Forum