Mengancam Lewat Mata

Pernah baca artikel tentang reportase seorang wartawan yang mewawancarai para tahanan di sebuah penjara di Amerika?

Wartawan itu bertanya, "bagaimana anda memilih korban anda?"
Jawaban para tahanan adalah, "kami melihat mata mereka."
"Maksud lo?" (yaaa... kira-kira seperti itu lah)
"Contohnya anda. Begitu anda melihat kami, anda tidak mengalihkan pandangan mata anda. Anda malah menatap kami dalam-dalam. Itu memberi kesan kalau anda bukan seorang penakut dan bukan seorang yang gampang dikerjain."

Saya merasa terinspirasi dengan artikel ini, walau saya lupa itu artikel terbitan kapan, dimana, dan oleh siapa.

Saya juga merasa pesimis bisa melakukan hal-natap-menatap itu setelah membaca artikel ini. Alasannya konyol: saya ini pemalu yang rendah hati serta lemah lembut. Jangankan melihat lurus ke mata para penjahat itu, melihat laki-laki ganteng seperti Keanu aja membuat mata saya blingsatan keluar dari jalur lurusnya. *bletak*

Sejak membaca artikel itu, saya belum mendapat pencerahan lagi bagaimana saya bisa melatih rasa PD dan melatih kemampuan untuk menatap ke mata orang lain tanpa berpaling. Bahkan seorang teman saya yang saya ajak ngobrol tentang cara-sukses-menatap-mata-orang sama pesimisnya dengan saya.
Dia bilang, "kalau melirik judes, elu udah lulus. Tapi kalo menatap tajam, elu kudu sering-sering latihan di terminal."
What?! Apa gue gak disangka polwan, ntar?

Eniwei, waktu ternyata berhenti di hari kemarin. Saya mendapat pencerahan.
Saat itu saya sedang dihukum si boss dengan cara menyuruh saya duduk manis selama dua jam di kelas orang lain, memperhatikan guru kelas itu mengajar, untuk kemudian mencatat baik-baik apa yang saya lihat di kelas itu. Sumpah, saya lebih memilih duduk di kantin.
Sebelum masuk kelas, si guru sudah membisiki saya.
"Murid gue badung-badung, De. Anak SMA semua."
Uuuuggggghhhh.... I love this class instantly. Gue dan murid badung, gitu loohh.

Ternyata guru itu benar-benar tidak sedang meledek nyali saya. Begitu saya membuka pintu kelas dan diperkenalkan oleh si guru kepada murid-muridnya, tampang ngenyek langsung menyebar ke seluruh penjuru kelas. Itu lah ruginya pemilik muka imut-imut yang nekat berprofesi sebagai guru.

Beberapa murid cowok di pojok kelas sengaja berbisik keras-keras (nah, berbisik tapi keras!).
"Sapa sih?"
"Mo apa sih?"
"Ih, ada guru lain. Males banget." -> yang ini muncul dari kerumunan perempuan.
"Psstt... pssttt... pssssttt..."
"Silent, please!" Ini gurunya yang mulai mengancam karena gak enak hati dengan saya.

Yang kemudian saya lakukan adalah: menoleh ke kiri, ke tempat guru itu berdiri, tersenyum manis padanya, lalu.... menoleh kembali ke depan, menghilangkan senyum dari wajah saya, menarik alis mata kiri saya ke atas, dan menghabiskan beberapa detik untuk menatap tajam ke wajah-wajah tengil di hadapan saya satu persatu.

Sukses. Mereka langsung berhenti berbisik. Mereka menunduk.
Dan, seperti ada konsensus tak terlihat tak terdengar tak berbau, mereka mengambil keputusan kalau keadaan akan lebih aman buat mereka bila mereka duduk dan belajar dengan tertib selama saya duduk di kelas itu selama 2 jam.

Menurut guru kelas itu, selama dua bulan belajar, baru hari itu murid-muridnya bisa diam dan well-behaved. Padahal yang saya lakukan adalah hanya memberi mereka kesan pertama ala Clint Eastwood: "Go ahead. Make my day!"

Saya tidak mau kembali lagi ke kelas itu. Cukup sekali saja. Saya lebih bahagia jadi manusia yang pecicilan dan penuh cekikikan. Dan itu tidak bisa saya lakukan di kelas yang butuh perlakuan khusus.

Ketika si guru bertanya bagaimana caranya saya memperlakukan kelas-kelas saya sendiri, jawaban saya singkat: First impression is very crucial. Pertama kali saya menjejakkan kaki di kelas baru, yang pertama saya lakukan adalah memberi kesan yang dalam kepada setiap kepala di kelas saya bahwa 'I am the boss in this room'. Sambil memberi senyum saya yang katanya manis itu, tentunya.

Moral of the story dari posting ini adalah:
Kalau saya terpaksa harus menggunakan trik cara-sukses-menciutkan-nyali-penjahat, yang harus saya lakukan adalah membayangkan penjahat itu sebagai salah satu murid saya di kelas. Dia pasti bakal memilih institusi lain untuk belajar bahasa Inggris....

4 comments:

    On 12:15 pm, August 15, 2007 Anonymous said...

    mbak dulu menaklukan papap dengan tatapan clint eastwood?

    On 2:29 pm, August 15, 2007 Anonymous said...

    tato di lengan dipamerin juga gak?

    cobain yg ini, klu ketemu orang pertama2 adalah tatap kening diantara kedua matanya.. klu yg ditatap jadi nunduk ato ngedip berarti mereka udah dibawah kuasa kita.. *katanyaaaa :D

    kenapa tuh selalu alis kiri yang bertugas lebih banyak? yang kanan keenakan lageee.

Blogger Templates by Blog Forum