Situasi= Papap mau goreng hati ayam.
saya: Hati-hati minyaknya muncrat.
Papap: Ha?
saya: Minyak gorengnya! Hati-hati muncrat! Wakatta, Papa-kun? (Ngarti kagak, Be?)
Papap: Wakaranai... (Enggak)
Hikari: Yah? *nada kecewa* Kok Papa wakaranai sih? *nengok ke saya* Mama, Papa gak pintar sih! Papa, yang pintar dong! Wakatta, gitu. Ayo bilang! Wakatta!
Saya dan Papap ketawa guling-guling.
Situasi= Hikari melihat orang makan ulat bulu goreng di tivi.
Hikari syok: Mamaaa, kok orang makan ulat bulu???
saya: Iya, ya? *sama bingungnya*
Hikari masih syok: Mamaaa, kan gak boleh ya makan ulat bulu???
saya: Hmmm....
Hikari: Nanti sakit kan ya?! Mama, kok Allah gak bilang ke orang itu biar gak makan ulat bulu?
Saya dan Papap meringis.
Situasi= Hikari dibonceng Papap naik sepeda. Si Papap mengayuh sepedanya sambil zig-zag.
Hikari teriak-teriak: Papaaa......... jangaaaan!
Papap kesenengan: Hiaaaaaaaa..........
Hikari: Papa! Dengar gak Hikari bilang?! Jangan! Hikari bilang JANGAN! DENGAR GAK?!
Saya ngakak dibelakang mereka. Sekedar catatan, si Papap kalau lagi marahin Hikari sering bilang 'Hikari, dengar tidak Papa bilang apa?' Senjata makan tuan.
Situasi= Hikari mendirikan semua mainan Dinosaurusnya di lantai. Papap menyenggol salah satu mainan sehingga jatuh.
Hikari: Yaaaaaaaa, jatuh deh.
Papap: Kan bisa dibangunin lagi.
Hikari: Papa bilang 'Gomen' dong sama Ari! *nada galak*
Saya ngakak. Sejak diajarin untuk bilang Maaf (gomen), Hikari menerapkan hal yang sama ke kita. Kalau kita bikin salah ke dia, dia akan menuntut kita untuk minta maaf. "Mama/Papa, minta maaf dong sama Ari!" atau "Mama/Papa, ayo minta maaf sama Ari!" atau "Mama/Papa kok gak minta maaf?"
No comments:
Post a Comment