Nasihat yang terdengar indah. Romantis. Menyegarkan.
Dan memang tujuan dari Pacaran Ulang itu adalah untuk menyegarkan perkawinan.
Sekale-sekale, keluar berduaan tanpa anak, gitu loooh.
Mungkin anda bisa.
Tapi kami, resenya, tidak.
Minggu sore ini saya dan Papap bengong-bengong di depan tivi. Hikari sedang berluberan imajinasi yang membuatnya ingin menyendiri di kamar sambil melukis whiteboardnya. Mudah-mudahan dia ingat untuk tidak mencoreti tembok.
Di tivi muncul iklan film di bioskop minggu ini. Papap menengok ke arah saya.
"Nonton yuk."
Saya hampir mengangguk, tapi kok... kepala ini malah reflek menengok ke dalam kamar tempat Hikari bersemedi.
Papap menghela napas. "Kasian si ucil ya..."
Yah. Begitu lah yang terjadi selama 5 tahun ini. Selalu ada perasaan menohok bila kami pergi tanpa Hikari. Apa ini sehat? (Jangan dijawab)
Terakhir kali kami nonton film dengan ikhlas tanpa beban adalah waktu saya hamil besar. Hikari belum muncul.
Lalu, kami pernah mencoba nonton berduaan lagi sewaktu umur Hikari masih beberapa bulan. Hasilnya? Sepanjang film diputar saya dan Papap gelisah pengen pulang. Setelah itu kapok.
Sebelum Papap pergi ke Jepang, kami sempat nekat nonton berdua lagi. Kebetulan filmnya Harry Potter (entah seri ke berapa). Pikir kami, mau pisah 6 bulan, bo. Ayo kita pergunakan waktu singkat ini untuk berduaan.
Gak berhasil juga loh. Sekali lagi pikiran pengen pulang dan perasaan ngganjel itu gak hilang.
Dan bukan cuma untuk nonton film.
Mau nongkrong makan malam nyari nasi uduk pecel lele yang agak jauh, juga mikir. Mau kongkow-kongkow di warung nasi goreng, mikir lagi. Mau jalan-jalan iseng di mall sambil pegangan tangan tanpa inget jam, tambah mikir.
Seorang teman senior yang saya curhati tentang ini berkomentar singkat. "Ah, nanti kalau dia gede sedikit malah kamu yang akan maksa-maksa buat maen sama dia."
Bener juga.
"Tapi kita kan butuh pacarannya sekarang. Bukannya 15 tahun lagi." Teman saya yang gak diajak ngobrol tapi nguping malah menyela.
Hm...
Well. Everything has its time. Everything has its time.
mgkn elo berdua jenis orgtua yg baik...jadi kalo gak bisa ninggalin ya nukmati kebertigaan itu aja kali...kami berdua sih tiap kali mau berduaan selalu ngajak ngobrol dulu anak2 bhw kita butuh waktu berdua...selama pergi gantian kami atau anak2 yg nelpon, dan mereka minta oleh2 atau nggak...lain ladang lain caranya ya...
ReplyDeleteaku pernah coba jalan berdua aja sama juragan, anak2 dititipin ke si mbak. yang ada ga betah, kepikiran sepanjang jalan, dan pengen cepet2 pulang, hehehe...
ReplyDeletenggak bisa komentar secara gue belum pernah ngalamin punya kucil sendiri. tapi, kalau ponakan2 gue dijadiin contoh kucil yang bakal ditinggalin, gue lebih suka ngajak mereka main bareng. karena enak banget lho bisa ngisengin mereka dan nakalin mereka sampe jejeritan. hasilnya: bisa jadi hiburan gue dan babe ndut.
ReplyDeletepulang2, mereka pasti kita sogok es krim atau apa kek, biar nggak lapor ke babe dan nyaknya kalo habis kita kerjain seharian. tapi, tetep aja mereka lapor. dan, tetep aja mereka nggak kapok jadi bahan keisengan tantenya. trimakasih ponakan2ku...
buahahahaha,laki g banget ...pdhl kita pgn ya sekali2 diajak2 jalan2 berduaan aja..eh laki kita malahan mikirin kasian anak..."lah yg kasian sama aku sapa dong?"
ReplyDelete