Setelah ditunda-tunda beberapa lama, saya harus datang ke bank juga.
Karena sadar kalau hari itu saya bangun dengan mood yang berantakan, saya memutuskan untuk berdiam diri di mobil selama beberapa menit sebelum masuk ke dalam bank. Learning from experience, that is.
Tarik napas, keluar napas, lirik kaca spion, latihan tersenyum dulu supaya wajah tidak terlihat terlalu mengerikan. Di dalam sana, hal-hal yang normal bisa berubah jadi perkelahian panas.
Saya membuka pintu mobil. Melangkah keluar. Berjalan dua meter ke arah pintu bank.
Baru saja tangan saya hendak meraih pegangan pintu, pintu kaca sudah terbuka.
Seraut wajah coklat matang berkumis tipis muncul dari balik pintu.
"Selamat siang, Bu. Silahkan masuk," sapa suara berat dari Pak Satpam berseragam safari abu-abu gelap.
"Ada keperluan apa, Bu?" tanyanya ramah dengan senyum tulus yang muncul menerobos kumisnya.
"Bisa saya bantu? Atau Ibu mau langsung ke Customer Service?" Tangannya menunjukkan arah Mbak CS berdandan super rapi sedang duduk tegak di mejanya.
Mata saya cepat bereaksi.
Ke kanan, ada wajah coklat matang berkumisnya Pak Satpam.
Ke kiri, ada wajah putih bedak tebal lipstik merah rambut tersanggul rapi Mbak CS.
Keputusan yang mudah.
"Bisa sama Bapak aja?" tanya saya cepat.
what happened aye naon sama si CSnya itu Mak? bukannya elo pernah foto berdua sama cewek yang bedaknya lebih tebel dari kapur tembok? :D :D
ReplyDelete