"Namanya Re-zah, Mama. Harus pake huruf H dibelakangnya. Mama harus sebut pelan-pelan. Reeee---zaaahhhh. Kalau pelan-pelan, namanya jadi merdu, Ma."
Rezah.
Itu panggilan Hikari untuk calon adiknya. Saya dan Papap hanya bisa tertawa mendengar rencana-rencana dia untuk adiknya.
"Mama jadi punya dua anak kesayangan, ya?"
"Adiknya perempuan atau laki-laki?"
"Kok perut Mama belum besar juga?"
Pertanyaan demi pertanyaan Hikari lontarkan tak sabar.
Sembilan hari yang lalu, pertanyaan itu berubah menjadi...
"Kenapa adik sakit, Ma?"
"Kenapa adik harus dikeluarkan sekarang?"
Dan saya tak punya jawabannya.
Yang saya tahu, life had been hard for this little one. Dia harus berjuang keras sekali sejak awal. Lalu Dia berkehendak Rezah hanya hadir untuk 12 minggu.
My deepest condolences, dev.
ReplyDelete*hugsss*
ReplyDeletesing sabbar ya mb devi.
ReplyDeletetabik, horas
turut prihatin mbak :(
ReplyDeleteTurut berduka mba..
ReplyDeleteBig hug buat Hikari ya.
ikut berduka cita say *hugs*
ReplyDeleteTurut berduka mbak..
ReplyDeleteen salam kenal juga..
ayo coba lagi.. :)
ReplyDelete*hugs*
ikut berduka jg, coba lagi ya..
ReplyDeleteSelalu ada hikmah di balik setiap kehilangan. Dan gw percaya elo bisa menemukannya. Accept my deepest condolences.
ReplyDeleteikut berduka cita...
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteikut berduka ya Dev...telat nih taunya* blog ini gak kebaca di reader gue, heran deh*
ReplyDeleteTo everyone,
ReplyDeleteThanks for your support. Really means a lot to our family. Love you all.
duh...baru tau. ikut berduka, kuat ya mbak... :(
ReplyDeleteWaduh ketinggalan banget. Gw baru liat posting ini Dev. So sorry to hear that. *big hugs to you all
ReplyDeleteturut duka ya 'dev.
ReplyDeletemaaf terlambat tau soal ini.