Sayangnya, kebanyakan dari kita dilahirkan jadi manusia biasa yang masuk kategori lagu 'rocker juga manusia'. We get angry, we curse, we swear, we fight, we kick the dustbin... Lalu kapankah giliran kita untuk menjadi inspirasi orang lain?
"Yeah, right, De'. Menginspirasi orang lain? Menginspirasi diri sendiri aja susah!"
Pernah nonton Sue Sylvester di Glee?
There's not much of a difference between a stadium full of cheering fans and an angry crowd screaming abuse at you. They're both just making a lot of noise. How you take it is up to you. Convince yourself they're cheering for you. You do that, and some day they will. And that's how Sue C's it. (Sue Sylvester)
Saya sedang keranjingan nonton Glee. Bukan untuk mendengarkan lagu-lagu lawas yang dinyanyikan lagi di seri itu, tapi untuk menonton seorang Sue Sylvester, pelatih klub cheerleaders yang sangar, kasar, dan menyebalkan. Menonton karakter Sue, saya melihat betapa seorang yang menyebalkan dan jelas bukan saint-like bisa sangat menginspirasi.
Menginspirasi?
Kok bisa seorang manusia menyebalkan seperti dia menginspirasi
Buat saya, sosok Sue disitu melambangkan kebenaran yang seringkali pahit. Life sucks, reality bites, but that's a fact. What you are going to do about it is what matters.
Sue juga melambangkan keteguhan hati dan kekuatan mental. Saat dia bilang, "Never let anything distract you from winning. Ever." Sue sedang mengajarkan bahwa being a winner requires an attitude. Winning is an attitude, itself.
Menurut saya, seseorang yang mampu untuk menginspirasi orang lain adalah seseorang yang mampu berpikir, bertindak, mempunyai visi, lebih besar dari dirinya sendiri. Buat Sue, winning is everything. Walaupun motifnya untuk menang bisa jadi menyebalkan dan self-centered, kemenangan itu toh kemenangan seluruh sekolah. Menjadi orang yang menyebalkan itu gampang. Menjadi orang yang menyebalkan tapi bisa membuat satu sekolah menang, itu menginspirasi.
Setelah itu, seseorang yang mampu untuk menginspirasi orang lain adalah seseorang yang, seperti kata Simon Cowell, berbeda. Visinya berbeda, caranya bertindak berbeda, caranya berpikir berbeda. Seorang penyanyi bisa saja punya suara bagus tampang cantik, tapi ada ribuan orang lain dengan suara bagus dan tampang cantik. Distinguished, different, unique, one of a kind, kata Simon Cowell.
Jadi, kesimpulan sementara saya, karena saya bukan Bung Karno dan bukan Mother Theresa apalagi Einstein, apabila saya ingin jadi orang yang bisa menginspirasi orang lain, saya harus punya visi yang lebih besar dari diri saya sendiri. Selain itu, saya juga harus unik, beda, gak biasa. Karena kalau tidak unik dan hanya biasa saja, semua orang juga bisa. Bukan begitu?
catatan: tentu saja tulisan ini hanya teori. Prakteknya saya malah belum pernah menginspirasi orang lain... *tersenyum kecut*
'unik'
ReplyDelete'beda'
juga sangat subyektif.
:-)
wah, ini pasti selalu mantengin TV tiap rabu malam! American Idol disambung glee. hihihi.. *tos dulu dong ah!*
ReplyDelete...sungguh komen yang sangat tak inspiratif...
@Daff: jelas subyektif!
ReplyDelete@Dinda: hahahaha... tau aja! Rabu malam gak boleh diganggu!
tak menginspirasi?
ReplyDeleterasanya saya oernah memungut beberapa ide dari sini dan dari buku kok mbak.
kecil juga inspirasi :)
menginsipirasi ok.pahit seeeeeeeeh,..tapi menginsipasi :)
ReplyDeletejadi diri sendiri..dan optimalkan sgala kmampuan yg ada setelah melakukan SWOT ... yg penting bermanfaat bagi org lain... :D
ReplyDelete*sok bijak modeON...
Salam kenal dri Pekanbaru ya mbk...
Be your self kata orang kulon.
ReplyDeleteKunjungan pertama. Namamu kayak nama orang Rusia, hehehe..
@Jeng Yati: wah, ternyata kita bisa saling menginspirasi ya. That's what people should do to each other.
ReplyDelete@Je: buat elu, apa juga pahit. LOL
@Pekanbaru Riau: SWOT? Ya, ya, ya. Udah lama gak denger singkatan itu. Salam kenal juga!
@Alris: tapi, bagaimana kalau be yourself is not enough? hahaha... joking! Salam kenal juga! Thanks for visiting.