Ciiiiaaaaaaaaat!!!
Friday, May 08, 2009 by Mariskova
Beberapa minggu belakangan menjadi momen-momen dimana saya harus belajar sabar. Sukses atau enggak, itu lain soal. Yang penting proses pembelajarannya. Setelah hati, jantung dan kepala diajak olah raga selama beberapa minggu, semingguan ini saya meniatkan diri untuk mengolah ragakan fisik. Biar semua bagian tubuh kebagian sama rata adil loh jinawi.
Setelah 10 tahun lebih vakum aerobik (satu olah raga lain yang mau saya jalani selain renang) dan 2 tahun vakum olah raga apapun (bersepeda ke pasar di Honjo dan jalan kaki mengelilingi Tokyo, Kyoto, Nara, Himeji, Kobe, Chiba, dan Hakone masuk kategori olah raga menurut saya), sore tadi saya mulai aerobik lagi.
Awalnya biasa saja. Maksup saya, saya masih sanggup lah goyang sana goyang sini, megol sana megol sini. Gini-gini, saya kan lulusan perguruan tari Jawa dan tari poco-poco. Pernah manggung nari dimana-dimana. Pernah juara nari poco-poco se-DKI (harapan 1 aja belagu). Kalo cuma goyang-goyang aja sih... keciiiillll.
Lalu, mas pelatih mulai menambah gerakan. Gerakannya jadi mirip-mirip samba campur cha-cha campur goyang dombret. Saya? Masih bisa goyaaaannnngg.... megol sana megol sini.
Mas pelatih mulai panas. Dia menambah dengan gerakan mirip Thai Boxing. Tendang, tinju, tendang, tinju, goyaaaannnggg...
Saya? Makin napsu.
TENDANG! TINJU! TENDANG LAGI! TINJUUUUUU!!! TENDAAAAANGGG!!!
Saya keluarkan seluruh tenaga. Setelah itu perasaan saya jadi enteng.
Sejam setelah megal-megol dan tentu saja tendang-tinju, latihan selesai. Si mas pelatih bercakap-cakap dengan peserta, termasuk saya.
"Mbak, gayanya yang paling bagus pas yang Thai Boxing deh. Kayaknya bener-bener dari hati yang paling dalam.
Setelah 10 tahun lebih vakum aerobik (satu olah raga lain yang mau saya jalani selain renang) dan 2 tahun vakum olah raga apapun (bersepeda ke pasar di Honjo dan jalan kaki mengelilingi Tokyo, Kyoto, Nara, Himeji, Kobe, Chiba, dan Hakone masuk kategori olah raga menurut saya), sore tadi saya mulai aerobik lagi.
Awalnya biasa saja. Maksup saya, saya masih sanggup lah goyang sana goyang sini, megol sana megol sini. Gini-gini, saya kan lulusan perguruan tari Jawa dan tari poco-poco. Pernah manggung nari dimana-dimana. Pernah juara nari poco-poco se-DKI (harapan 1 aja belagu). Kalo cuma goyang-goyang aja sih... keciiiillll.
Lalu, mas pelatih mulai menambah gerakan. Gerakannya jadi mirip-mirip samba campur cha-cha campur goyang dombret. Saya? Masih bisa goyaaaannnngg.... megol sana megol sini.
Mas pelatih mulai panas. Dia menambah dengan gerakan mirip Thai Boxing. Tendang, tinju, tendang, tinju, goyaaaannnggg...
Saya? Makin napsu.
TENDANG! TINJU! TENDANG LAGI! TINJUUUUUU!!! TENDAAAAANGGG!!!
Saya keluarkan seluruh tenaga. Setelah itu perasaan saya jadi enteng.
Sejam setelah megal-megol dan tentu saja tendang-tinju, latihan selesai. Si mas pelatih bercakap-cakap dengan peserta, termasuk saya.
"Mbak, gayanya yang paling bagus pas yang Thai Boxing deh. Kayaknya bener-bener dari hati yang paling dalam.
wakakakaakkk...ketauan ya kalo pelampiasan... =)
gue saranin lo jangan aerobik deh. Ya Thai boxing aja skalian... biar lebih manteeebbbb nendangnya...
you'll need it...trust me!
kakakakaaaakkkk
Jangan sering2 latihan yang begitu ya mbak...
Ntar kasihan suaminya, salah sedikit bisa babak belur tuh.
kayaknya bbrp hari ini juga udah pengen nambah ya jurusnya? biar bisa nendang lebih tinggi sampe lantai 'itu' ... :-)