Tuesday, June 12, 2007

Optimis - Pesimis


"The glass is half full."
"Are you sure it's not half empty?"

Saya ini bukan orang yang 100% optimistis. Tapi, saya benci pada orang yang pesimistis. See, I use the word benci. Underlined.

Alasan saya, rasa pesimistis itu membunuh mental, menghilangkan kreatifitas, menghantui usaha. Kenapa gak sekalian aja gali lobang 1x2 meter dan berendam disana?

Si Papap sering bilang kalau saya itu terlalu banyak perhitungan, terlalu perfeksionis, maunya apa-apa tergambar jelas lebih dahulu. Kalau bisa, saya akan mencatat masa 10 tahun kedepan, dengan alasan: just in case. Saya juga paling rewel kalo dikasih tugas dadakan, secara itu berarti saya gak bisa merencakan segala sesuatunya lebih sempurna. Lebih detil, lebih terorganis, lebih berkurang kejutan-kejutan tak manis dibelakangnya. Itu saya, yang mengaku benci pada sifat pesimistis.

Tapi pada suatu siang, ditengah-tengah sesi training yang harusnya saya ikuti dengan cermat, saya malah berhasil membuat belasan bentuk origami karena saya gedeg dan bete abis dengan para nara sumbernya. (Soalnya, kalo saya sengaja tidur, pasti dicolek pake golok sama bos....)

Ceritanya, di suatu siang, di sebuah leadership training, beberapa nara sumber menceritakan pengalaman mereka menggunakan leadership skillsnya. Dan kalimat-kalimat seperti dibawah ini pun terlontar:

"Yah, jangan kaget deh kalo nanti kalian mendapat resistansi dari pihak X. Mereka itu memang susah diberi pengertian."
"Memang ada orang-orang yang enak untuk diajak kerja sama, tapi yang namanya burnt-out Xs lebih banyak lagi. Dan mereka tuh memang udah gak bisa diapa-apain. Lebih baik kita simpan tenaga buat hal lain."
"Orang-orang itu udah gak bisa diomongin. Udah gak punya motivasi deh."
"Sepertinya hal itu gak bisa dipakai di tempat saya deh. Soalnya, di tempat saya itu orang-orangnya gak bersemangat/malas/cynical/burn-out (pilih salah satu)."
"Apalagi kalau ketemu dengan pihak Y. Wah, makin mati aja deh kita..."
"Kayaknya susah ya menerapkan hal itu. Teorinya sih sepertinya mudah, tapi prakteknya..."

Ow, come on! Dimana sih ada pekerjaan memimpin yang gak pake masalah? Emangnya seorang pemimpin punya priviledge seorang pembeli nasi goreng yang bisa pesen gak pake jengkol?! Come on, guys! You are what you think! If you think you can't, then you CAN'T!

Suatu hari, untuk alasan promosi jabatan, saya diwawancara oleh seseorang yang cukup menjabat dibanding saya di kantor.
"How will you handle people who don't want to change (for the sake of improvement)?"
"I'll do this, and that, and this, and that, because it's this and that."
"But, they still find it difficult to change!"
"Well, I can do this and that, because of this and that."
"They WON'T change!"
"Well, at least I'll try first. I strongly believe people want to change. It's our job to know how to motivate them."
"But these people won't change! They are not motivated!"
"I don't believe so!"
Setelah itu saya sukses mendapat nilai gagal dari beliau. Luckily, there were other people who were smarter than him...
Balik lagi, ke acara leadership training tadi. Ketika seorang kolega mencolek saya dan bertanya,
"What do you think, Dev?"
"I think, those people suck!"

Don't you agree with me?

6 comments:

  1. wakakakakak..
    yeahh..
    susah ketemu orang orang kayak gitu, tante..
    *loh?pesimis lagi sayah..*

    ReplyDelete
  2. training dengan materi non teknis menurut saya tergantung suasana hati, kalo emang moodnya lagi cocok ama materinya, jadilah dia berguna, kalo ga ya ..... buang-buang uang :D

    ReplyDelete
  3. pantesan doyan sama outline nih si mamak satu...

    ReplyDelete
  4. kolab bikin origami yuk!.. :D:D..

    ReplyDelete
  5. hahahahhaa....mmmm...ya, gue ketawa aja deh dengerin dikau ngomel2...

    ReplyDelete
  6. Sama, Mbak .. saya juga kesel dgn orang yg pesimis muluk ... usaha dulu napeh ..hehehe.
    Thanks udah mampir .... sempet mikir apa komentar saya menyinggung perasaan mbak ya ..hehehe.... untung ternyata ini kesalahan teknologi.
    Di cabang mana? :D

    ReplyDelete