Wednesday, August 27, 2008

REZAH

"Namanya Re-zah, Mama. Harus pake huruf H dibelakangnya. Mama harus sebut pelan-pelan. Reeee---zaaahhhh. Kalau pelan-pelan, namanya jadi merdu, Ma."

Rezah.
Itu panggilan Hikari untuk calon adiknya. Saya dan Papap hanya bisa tertawa mendengar rencana-rencana dia untuk adiknya.

"Mama jadi punya dua anak kesayangan, ya?"
"Adiknya perempuan atau laki-laki?"
"Kok perut Mama belum besar juga?"

Pertanyaan demi pertanyaan Hikari lontarkan tak sabar.
Sembilan hari yang lalu, pertanyaan itu berubah menjadi...
"Kenapa adik sakit, Ma?"
"Kenapa adik harus dikeluarkan sekarang?"
Dan saya tak punya jawabannya.
Yang saya tahu, life had been hard for this little one. Dia harus berjuang keras sekali sejak awal. Lalu Dia berkehendak Rezah hanya hadir untuk 12 minggu.

17 comments:

  1. sing sabbar ya mb devi.

    tabik, horas

    ReplyDelete
  2. Turut berduka mba..

    Big hug buat Hikari ya.

    ReplyDelete
  3. Turut berduka mbak..
    en salam kenal juga..

    ReplyDelete
  4. ayo coba lagi.. :)

    *hugs*

    ReplyDelete
  5. ikut berduka jg, coba lagi ya..

    ReplyDelete
  6. Selalu ada hikmah di balik setiap kehilangan. Dan gw percaya elo bisa menemukannya. Accept my deepest condolences.

    ReplyDelete
  7. ikut berduka cita...

    ReplyDelete
  8. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  9. ikut berduka ya Dev...telat nih taunya* blog ini gak kebaca di reader gue, heran deh*

    ReplyDelete
  10. To everyone,
    Thanks for your support. Really means a lot to our family. Love you all.

    ReplyDelete
  11. duh...baru tau. ikut berduka, kuat ya mbak... :(

    ReplyDelete
  12. Waduh ketinggalan banget. Gw baru liat posting ini Dev. So sorry to hear that. *big hugs to you all

    ReplyDelete
  13. turut duka ya 'dev.
    maaf terlambat tau soal ini.

    ReplyDelete