Fun with August 17

I know that Independence Day is supposed to be something solemn, no matter which version of the country's national anthem you believe is the real one. Still, I determine to have some fun out of it. Let's see...

1. I'll watch Nagabonar Jadi 2 again. And this time I'll ignore Tora's unsuccesful Batak accent, or the too-clean Bajaj driver, or the useless appearance of Darius. I'll even ignore Papap's habit of asking questions during movie watching.

2. I'll dress in red and white to work, even if that means my students will have an amazing time differentiating me from the flag.

3. I'll tie a miniature of the Indonesian flag at the car's radio antenna, and force my friends to salute when they pass my car. Or, when my car passes them.

4. I'll make the street singers sing Merah-Putih song by Cokelat. It doesn't matter if I don't like the song. People do say it is difficult to leave our comfort zone. I'll even be more generous than usual.

5. I'll willingly take part in 'Decorate Tumpeng' competition at Hikari's school, ignoring the fact that I can't cook. After all, it is designed to be beautiful, not edible.

How about you?

ps: I'm still Indonesian and patriotic eventhough I use English. You cannot change my mind about this issue, man.

Tolong Dicolek

Kalau diantara para teman dan pengunjung sekalian ada yang kenal dengan Mbak satu ini:
tolong banget menginformasikan kepada beliau kalau grammar di sampul albumnya yang baru (yang berjudul its me USSY) itu salah.

Yang benar adalah IT'S (memakai koma atas) me. Atau, lebih baik lagi kalau berjudul Ini Aku. Dijamin gak ada yang protes soal grammar.


source:
-foto Ussy dari KapanLagi.com

A Quake

Just now there was a quake.
It had to be quite big because it could wake everyone up at my house and around the neighborhood.
It could wake up Papap, and let me tell you that it is extremely difficult to wake up a sleepy head like him.
Thank God, it wasn't destructive.
How about you? Are you all okay?

I just hope that whatever happened around here was not destructive at other places, either.

Chaos

Apa yang terjadi bila nenek-nenek bertemu kakek-kakek?

Jawabannya: saya diisukan hamil!

Ceritanya sungguh konyol.

Uwaknya si Papap yang sudah nenek-nenek kebetulan bertemu dengan Eyang Kakung saya (yang pastinya sudah kakek-kakek). Kebetulan rumah mereka itu satu kelurahan dan keduanya termasuk jenis lansia pecicilan: masih doyan arisan, senam, dan field trip.

Cerita berlanjut ketika pada suatu acara si Uwak bertegur sapa dengan si Eyang. Untung gak ada Eyang Uti saya. Apa jadinya isu itu kalau ditambahi satu nenek-nenek lagi??!

Entah bagaimana ceritanya, si Uwak mendapat kesimpulan kalau:
1. Saya sedang hamil dua bulanan.
2. Saya ngidam berat dan muntah-muntah parah.
3. Saya masuk rumah sakit.

Padahal kenyataannya adalah... saya lagi training.



Si Uwak lalu menelpon Mama Mertua. Mama Mertua kaget bukan kepalang. Masalahnya, si Papap saat itu sedang di luar kota sehingga Mama Mertua berpikir kalau saya sengaja tidak memberita tahu si Papap karena takut Papap menjadi panik. Akhirnya, Mama Mertua dan ipar-ipar menelpon Papap. Mendengar berita saya hamil dan masuk rumah sakit, Papap langsung menganga. Memang responnya agak-agak menyebalkan saat itu. Papap pun langsung menelpon saya.

"Kamu dimana?"
"Dirumah. Baru mau berangkat."
"Kemana?"
"Ke kantor lah."
"Tadi mama telpon."
"Oh."
"Katanya kamu masuk rumah sakit."
"Oh."
"Katanya kamu hamil..."
"Oh." Lalu, "APA?!"

Urusan bertambah runyam ketika Mama Mertua bertemu Eyang Uti saya. Rumah mereka sekali lagi masih satu kelurahan. Begitu bertemu Eyang Uti, si Mama malah mengajak si Eyang menjenguk saya yang katanya hamil, ngidam berat, dan harus masuk rumah sakit. Eyang Uti kaget! Let me tell you something: mengagetkan orang tua berumur hampir 80 tahun adalah tindakan yang tidak dianjurkan.

Kejadian berikutnya sungguh chaotic.
1. Eyang Uti menelpon Mami saya sembari mengomel panjang lebar memberi nasihat karena tidak diberi tahu si Mami kalau saya hamil, ngidam, dan masuk rumah sakit.
2. Si Mami yang lagi ngantor lalu menelpon saya yang juga lagi ngantor sembari ngamuk-ngamuk panjang lebar. Si Mami ngamuk bukan karena merasa tidak diberi tahu saya, tapi lebih karena habis diomeli si Eyang. Baru belakangan si Mami mengkonfirmasi isu.
3. Si Mami ngomel pada Papi saya karena Papi saya malah ketawa-tiwi begitu dikabari.
4. Saya ngomel-ngomel juga panjang lebar sama si Papap karena saya habis diamuki si Mami.
5. Eyang Uti dan si Mami ngomel-ngomel riuh rendah ke Eyang Kakung yang dianggap sebagai sumber isu.
6. Saya diomeli Eyang Kakung karena beliau merasa tidak menyebarkan isu semacam itu.
7. Saya juga diomeli Mama Mertua. Yang ini karena beliau kebingungan mau ngomel sama siapa.
8. Saya diketawain habis oleh para ipar.
9. Saya ngomel lagi sama Papap.
10. Penjahatnya tetap tak tersentuh hukum.

Siapa bilang kumpul-kumpul lansia itu selalu positif?!

picture: from email

Back

Back in town.
Again, my eyes feast on the city's accessories.
I wonder why I never miss the place.
When it is so difficult to even see the sky.

20-07-2007

Hikari sayang,

Terima kasih karena sudah menemani Mamam dan Papap selama lima tahun ini.
We love you just because.




"So," she said, moving away, "now you know how badly someone wanted you, Charley. Children forget that sometimes. They think of themselves as a burden instead of a wish granted." -for one more day, page 73, Mitch Albom-

updated: Thanks a million, tantes, oms, and temans for the birthday's wishes. Hikari's birthday story is in here.

Bernapas

Bernapas lagi.
Setelah seminggu lebih terkekang,
tanpa laptop dan internet.

Ah, Papap sudah pulang.
"Senangnyaaa, Papap pulang..."
"Maksudnya, senangnya sudah ada laptop lagi?"
Papap memang sangat pengertian.

Sudahlah...

Semua upaya dilakukan untuk menyaring bahasa-bahasa yang tak diinginkan untuk didengar Hikari. Menonton bersama dilakukan supaya bisa menjelaskan bahwa kata 'bodoh' dan/atau 'pecundang' tidak sama artinya dengan kata 'pintar' dan/atau 'hebat'. Mengoreksi ucapan-ucapan tidak manis yang didapat dari teman-teman sepermainannya. Memberi pengertian bahwa nama-nama binatang hanya pantas untuk binatang. Mengangguk setuju pada cerita Hikari bahwa menurut ibu guru, anak sholeh tidak boleh mengata-ngatai temannya. Memelototi para Eyang dan Om yang sering keceplosan, dan berkata pada Hikari, "Nak, itu bukan contoh anak sholeh..."

Usaha yang lumayan berhasil.

Malam ini kesebelasan Indonesia bermain melawan Arab Saudi. Semua orang menonton dengan khidmat di ruang keluarga.
Seorang pemain Indonesia mengoper bola ke daerah kosong.
Eyang Kung, "pada ngapain sih pemain yang laen?!"
Saya, "pada main bola, kayaknya."
Eyang Kung, "kambing!"
Saya, "ehem!"

Seorang pemain Indonesia terkena kartu kuning.
Adik pertama, "ngapain lagi dia begitu? Gob.."
Saya, "heh!"
Adik, "nggg.... gak pinter."

Seorang pemain Indonesia membuang bola ke luar lapangan.
Adik bungsu, "tol...!"
Pletak!

Tiba-tiba, seorang pemain Indonesia menendang bola ke gawang lawan daaann hampiiirrr masuuukkk!
"Goblok!"
"Aaarrrrgghhhhh."
"Kambing jengggott!"

Sedetik kemudian seorang pemain Arab Saudi gantian menendang bola ke gawang Indonesia. Dan masuk!
"Hhhhhhhaaaaaaahhhhh!"
"Bodooooooo!"
"Kambinggg!"
"Guooobloookkkk!"
"Tooloooooollll banget!"

Ah, sudahlah....

Love is Blind?

Postingan saya sebelum ini tentang Celebrity, membuat saya ditegur teman. Gara-gara si ganteng cakep kasep Keanu Reeves (Hip hip horrraaay!).

Semua teman saya sudah tahu kalau saya tergila-gila dengan laki-laki satu itu. Semua teman saya juga sudah menggila-gilakan saya atas kegilaan saya terhadap si kasep itu. Padahal teman-teman saya itu sudah mencoba segala cara untuk mereduksi kegilaan saya. Caranya antara lain dengan memberikan artikel-artikel dari koran dan majalah mengenai sexual preference-nya si Keanu.

"De, elu tuh doyan sama dia?! Dia kan gay!"
"Ah, dia kan belum ketemu sama gua aja!"
Begitu selalu jawaban saya.

Teman saya ini punya balasan, "Iya. Kalo dia ketemu elu, dia pasti langsung menyadari betapa jalan hidupnya selama ini ternyata sudah benar..."
Jawaban yang asem, tapi tak membuat kegilaan saya surut.

Nah, balik ke teman yang menegur saya tadi. Dia (perempuan) agak gerah rupanya karena saya membandingkan Keanu dengan Papap.

Katanya, "De, elu kok bisa-bisanya sih ngebandingin suami lo dengan Keanu?! Suami lo!"

Lah? Saya sangat cinta Papap, tapi kalau saya ngaku-ngaku si Papap lebih ganteng dari Keanu... kayaknya si Papap yang bakal muntah-muntah. Gitu-gitu, si Papap juga punya taste...

foto: masa-masa indah saya dan Keanu di subway Tokyo.

Which Celebrity Are You?

Sepanjang satu jam perjalanan macet pulang kantor, saya ditemani oleh seorang teman. Topik malam itu: daripada ngegosipin temen sendiri, mending kita ngobrolin artis :D.

"Katanya dia main dukun?"
"Ah, gak main dukun juga pasti kepelet. Sexy begituu..."
"Suaranya gak bagus, ah."
"Kalo udah di ranjang, suara gak penting kali..."
:))

"Pinter dia tuh. Dua-duanya kaya raya."
"Tapi yang pertama kan jauh lebih kaya. Orang kaya ke berapa gitu di Indonesia."
"Kabarnya sih yang pertama itu penuntut dan kasar."
"Oooohhh.... Kalo dikasih uang semilyar tiap bulan, masih kelihatan penuntut dan kasarnya gak ya?"


"Yang asyik tuh suaminya si itu. Udah ganteng, kaya, cuek lagi diselingkuhi. Banyak yang mau dudanya tuh."
"Ganteng, kaya, cuek diselingkuhi?"
"Ho-oh. Katanya."
"Gay, kali!"
(:

"Kalo yang itu, kenapa minta cere?"
"Lakinya gak punya kerjaan."
"Oh." Diam. "Dulunya gak minta CV kali ya?"
/:)

Dan masih panjang bla bla bla kami malam itu. Ngerumpiin selebriti ternyata sanggup menghalau rasa capek akibat jalan macet.

Lalu muncul pertanyaan menggelitik terakhir:
"Kalo gue jadi selebriti, gue kayaknya bakal jadi seperti si entu."
"Kenapa gitu?"

Pada suatu hari...
"Mbak Dev, apa komentar Mbak tentang foto Mbak bersama Mas Keanu itu?"
"No comment."
"Mbak, apa benar berita tentang Mbak dan Mas Papap umrah berdua supaya jauh-jauh dari Mas Keanu?"
"Duh, itu personal banget yah. No comment."
"Mbak, Mas Papap dan Mas Keanu lebih ganteng mana?"
"Ya, Keanu lah. Eh!?! No comment, maksud saya!"

Blogger Templates by Blog Forum