Laporan Liburan
Saturday, January 07, 2006 by Mariskova
Hi, there. We're back!
Makasih buat ucapan tahun baru dan selamet liburannya. Doanya manjur. We did enjoy our winter vacation. Thanks, guys!
Seperti yang terpasang pada posting sebelumnya, kami memang pergi berlibur untuk main ski (baca: judulnya main ski, kenyataannya maen salju). Kali ini maen saljunya bukan di tempat yang dulu. Winter tahun lalu, kita main salju di Echigo Nakazato (liat foto sebelah kanan nih). Waktu itu kita pergi pagi-pagi, maen ski, maen salju, lalu sorenya pulang. Tahun ini kita pergi agak jauh: ke Urasa. Urasa dan Echigo Nakazato sama-sama ada di Niigata prefecture, yang tetanggaan sama prefecture kita: Saitama. Tapi perjalanan dari Honjo ke Urasa dua kali lipatnya perjalanan dari Honjo ke Nakazato, karena itu, kali ini kita memutuskan untuk menginap 3 hari 2 malam di tempat teman-temannya Papap di Urasa. Teman-teman Papap sesama JDS fellows ini kuliah di IUJ (International University of Japan). Liburan kali ini pun kita barengan dengan temen-temen Papap yang lain dari Tokyo dan Yokohama.
Persiapan
Duh, persiapannya pergi 3 hari 2 malam, ngalahin persiapan gw pulang kampung seminggu ke Jawa. 1 koper medium dan 2 ransel, penuh dengan barang-barangnya... Hikari! Memang, jalan-jalan bawa anak kecil itu bawaannya ngelebihin 2 orang dewasa jadi satu. Segala jaket, baju dobel-dobel, sweater, long-john, kaos kaki triple-triple, buku-buku, maenan, snack... halah, segala dah! Koper kita sampe gak muat! Untung ada tante Fitri yang berbaik hati minjemin kopernya yang lebih gedean ;b Untung pula gw masih menyimpan dengan manis plastik pengempes bekas pindahan kemaren. Alhasil semua baju-baju gembung itu (jaket salju n celananya kan pada gembung-gembung tuh), bisa dikempeskan dan dipepetkan di dalam koper kita semua. Ayo, ayo, sapa lagi mo pesen plastik pengempes???
Bepergiannya
Perjalanan dari Honjo ke Urasa, kalo naik kereta biasa (namanya JR line = Japan Railway), memakan waktu kurang lebih 3 jam! Dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk kondisi Hikari yang tanggal 10 ini masuk sekolah lagi, kita memutuskan untuk naik kereta Shinkansen. Hikari sih excited banget. Dia hapal dengan nama dan model-model shinkansen yang berkeliaran di Jepang. Kalau naik shinkansen, cuma butuh waktu kurang lebih 50 menit, sampai Urasa. Harganya? Ya, beda :( Harga 3 jam dengan harga 50 menit, plus kenyamanan seperti naik pesawat... Selain itu, kalau ke stasiun JR, kita harus naik bis dulu (or sial-sial naik taksi), 5 menit, baru sampai di stasiun. Kalau ke stasiun shinkansen, tinggal jalan. Stasiunnya tepat ada di bawah dorm kita. Sampai di stasiun shinkansen Honjo-Waseda, hanya ada kita dan satu orang bapak n anaknya. Stasiun ini emang sepi, jadi Papap bisa gaya-gayaan dipotret tanpa merasa perlu malu pisan (walopun aslinya juga gak pernah malu-malu sih). Shinkansen yang kita naikin lumayan penuh. Mungkin karena musim liburan dan arahnya pun ke menuju prefecture-prefecture yang punya ski resort. Biasanya, shinkansen gak segitu penuh. Nah, kalau mau pasti dapat duduk, kita beli tiket dibagian reserved seat, tapi harganya lebih mahal dari yang non-reserved. Berhubung, 'biasanya' shinkansen lumayan kosong, kita beli tiket yang non-reserved. Ternyata, memang benar, kita masih bisa dapat duduk.
Kekurangannya naik shinkansen cuma satu: perjalanan kebanyakan lewat tunnel! Jadinya kita hanya kebagian sedikit kalo mau lihat pemandangan. Kalau naik kereta JR, seperti pengalaman tahun lalu, lebih banyak pemandangan yang bisa dilihat. Aslinya, pemandangan musim sekarang ini bagus banget, karena begitu masuk ke prefecture yang berbeda, pemandangannya berganti drastis. Contohnya, dari Honjo, Saitama kita lewat Takasaki, Gunma, pemandangan masih musim dingin kering. Pohon-pohon dan rumput-rumput gundul atau coklat. Begitu masuk ke Niigata, pemandangan langsung berganti jadi salju tebal. Mari dibayangkan: naik kereta, pemandangan pohon-rumput kering coklat, masuk tunnel gelap, keluar tunnel, pemandangan gunung-gunung, pepohonan dan kota tertutup salju!
Welcome to Urasa!
Berangkat naik shinkansen jam setengah satu, jam setengah dua kita udah sampai di Urasa. Sembari nunggu di jemput, kita menunggu di waiting room stasiun sambil potret-potret sekitar stasiun dari balik jendela. Kota, rumah-rumah, jalanan, gunung-gunung di Urasa udah putih semua. Walaupun di waiting room hangat banget, kalo ngeliat keluar jendela, udah kebayang udara dingin yang bikin menggigil dangdut...
Bener aja, begitu keluar dari eki (stasiun), di Urasa, saljunya tebaaallll sekali. Cuaca juga gak gitu bagus karena hujan (salju) turun terus. Matahari gak keliatan. Rupanya, prakiraan cuaca yang kita baca sebelum berangkat, benar adanya... ihiks. Gak lama kemudian, kita dijemput oleh teman-teman dari IUJ. Di dormitory-nya IUJ, kita nginep di tempatnya Mbak Erma dan Mas Ebi. Hikari pun langsung sibuk maen dengan Naila, cewek cakep umur 2 tahun anaknya Mbak Erma.
Malam itu di kamar, kita merenungi hujan salju yang masih terus turun sampai kita tidur. Sempet kuatir, gimana kalo salju terus turun besok harinya, pas kita rencana main ski?! Ah, udah sampe sini, masa' mau mundur lagi! Gambare! Dan, keesokan harinya, bermain lah kita di salju.
Kita main ski di Maiko ski resort (seperti yang Bibip bilang je). Dari IUJ ke Maiko butuh waktu 30 menit. Hujan salju masih turun, tapi Hikari dan Papap udah main-main salju duluan di pelataran parkir Maiko.
Main Salju
Di Maiko ski resort, fasilitasnya lumayan lengkap dan nyaman. Lebih lengkap dan nyaman daripada di Nakazato. Pengelolanya juga nyediain resto, tempat istirahat orang dewasa dan anak-anak yang luas dan nyaman, tempat ganti baju + toilet yang banyak bertebaran, tempat main anak + mainannya, dll dsb. Setelah lama maen salju, Hikari trus maen di kids game ini. Di Maiko ini juga bisa naik gondola. Ada gondola tertutup ada yang setengah terbuka untuk nganterin pemain ski ke puncak bukit. Temen-temen yang lain udah pada ganti sepatu dengan sepatu ski. Mereka memang niat mau (nyobain) main ski. Gw, udah kapok dan tau diri, jadi begitu keluar langsung menuju kids park... hehehe... Mending main prosotan sama Hikari, lah :)
Kalo gw cuma sempet nyobain sepatu ski selama 30 detik sebelum gw ganti dengan boots, si Papap sih udah gaya, udah pake sepatu ski segala. Tapi begitu keluar n main di kids park, Papap malah ketagihan naik 'perosotannya' Hikari. Akhirnya, kita berdua gak ada yang maen ski deh :b Daripada berat-berat make spatu ski n gotong-gotong papan ski, tapi tetep gak bisa meluncur, mending begini aja... Oh, tahun ini, gw gak lagi pake kostum ski kuning. Cukup sekali aja saltum di sini kekekeks...
Sembari main salju pun, hujan salju masih tetep turun. Makanya fotonya jadi gak gitu jelas. Lagipula matahari bener-bener gak keluar. Kita pun bisa guling-gulingan bertaburan salju yang semakin lama menumpuk semakin tinggi. Kapan lagi tiduran berselimut salju? Secara di Honjo, saljunya gak bisa tebel numpuk kayak di Urasa ini. Sempet kesebut pula, lebih enak mana salju numpuk begini (jadi bisa dibuat main) dengan salju tipis-tipis seperti di Honjo? Mungkin tante Febri bisa jawab? Kayaknya, kalo buat seminggu- dua minggu enak banget dapat salju begini, tapi kalo sampai 3-4 bulan? Oh, no! Gak bisa kemana-mana, gak bisa ngapa-ngapain, gak bisa naik sepeda, musti tiap hari bersihin salju dari mobil, dari atap rumah (biar atapnya gak runtuh lah yaw), n musti berbaju tebal-tebal kemana-mana.
Tadinya kita juga mau naik gondola keliling resort, tapi berhubung cuacanya gak temenan banget, pengoperasian gondola dihentikan sebelum jamnya. Gak rejeki lah. Balik lagi guling-gulingan di salju tebel aja.
Pulang dari Maiko udah sore. Hujan salju makin deres. Mau keluar dari tempat parkir aja butuh waktu hampir sejam. Kita kena macet di jalan pula gara-gara hujan salju ini. Semua orang pengen cepet-cepet keluar dari situ. Baru kali ini kena macet di Jepang yang kayak kena macet banjir di Jakarta :( Tapi macetnya tetep tertib tuh. Hebat.
Pulaaaannnggg....
Hari ketiga, hari pulangnya kita. Sebelum pulang sempet maen salju lagi sembari nunggu yang lain siap-siap. Hikari sekali lagi mencemplungkan diri di salju, tanpa perduli menggunakan gloves, tanpa perduli kalo celana dan kaos kakinya tinggal satu-satunya...
Tidak terlupa, kita foto-foto tentu saja... Di bawah ada foto Hikari, Papap dan Om Ebi, tuan rumah kita.
Makasih banget temen-temen semua di IUJ! Kapan-kapan maen ke Honjo yak!
Trus, siangnya, kita buru-buru balik ke stasiun, ngejar kereta balik ke Tokyo. Sampai di stasiun ternyata telat satu menit! Walah! Ketinggalan kereta kah? Jelas, kalo pada saat-saat biasa. Rupanya hari itu hari tidak biasa: karena hujan salju yang terus turun dengan deras, kereta JR diberhentikan pengoperasiannya. Jalur keretanya tertutup salju! Apalagi seminggu yang lalu ada kecelakaan kereta yang keluar jalur karena kena badai salju. Terpaksa temen-temen yang awalnya naik kereta JR, harus naik shinkansen. Kalo kita sih memang dari awal udah rencana naik shinkansen. Shinkansen justru masih jalan, mungkin karena di sepanjang relnya dipasang alat penyiram (air) untuk melelehkan salju. Padahal kalau pas gempa, justru shinkansen yang paling lambat beroperasi kembali.
Gara-gara JR gak beroperasi, shinkansen jadi penuh! Kita harus berdiri di aisle-nya! Wah, ini kejadian luar biasa! Hehehe... kesian lah. Temen-temen yang lain ganti kereta JR biasa di Takasaki, sementara kita ganti shinkansen lain di Echigo Yuzawa. Di Yuzawa, shinkansen yang kita tumpangi sampai Honjo ternyata kosong melompong. Sampai di Honjo-Waseda jam 1 kurang, langsung jalan ke dorm. Tapiiiiii........ begitu keluar dari shinkansen, angin kencang dingin menusuk langsung menggigit! Reality bites: Honjo tanpa salju masih lebih dingin menusuk dibanding Urasa dengan salju tebalnya! Huaaaaaaaaaa..........
Menghibur diri dengan foto-foto aja deh......
Makasih buat ucapan tahun baru dan selamet liburannya. Doanya manjur. We did enjoy our winter vacation. Thanks, guys!
Seperti yang terpasang pada posting sebelumnya, kami memang pergi berlibur untuk main ski (baca: judulnya main ski, kenyataannya maen salju). Kali ini maen saljunya bukan di tempat yang dulu. Winter tahun lalu, kita main salju di Echigo Nakazato (liat foto sebelah kanan nih). Waktu itu kita pergi pagi-pagi, maen ski, maen salju, lalu sorenya pulang. Tahun ini kita pergi agak jauh: ke Urasa. Urasa dan Echigo Nakazato sama-sama ada di Niigata prefecture, yang tetanggaan sama prefecture kita: Saitama. Tapi perjalanan dari Honjo ke Urasa dua kali lipatnya perjalanan dari Honjo ke Nakazato, karena itu, kali ini kita memutuskan untuk menginap 3 hari 2 malam di tempat teman-temannya Papap di Urasa. Teman-teman Papap sesama JDS fellows ini kuliah di IUJ (International University of Japan). Liburan kali ini pun kita barengan dengan temen-temen Papap yang lain dari Tokyo dan Yokohama.
Persiapan
Duh, persiapannya pergi 3 hari 2 malam, ngalahin persiapan gw pulang kampung seminggu ke Jawa. 1 koper medium dan 2 ransel, penuh dengan barang-barangnya... Hikari! Memang, jalan-jalan bawa anak kecil itu bawaannya ngelebihin 2 orang dewasa jadi satu. Segala jaket, baju dobel-dobel, sweater, long-john, kaos kaki triple-triple, buku-buku, maenan, snack... halah, segala dah! Koper kita sampe gak muat! Untung ada tante Fitri yang berbaik hati minjemin kopernya yang lebih gedean ;b Untung pula gw masih menyimpan dengan manis plastik pengempes bekas pindahan kemaren. Alhasil semua baju-baju gembung itu (jaket salju n celananya kan pada gembung-gembung tuh), bisa dikempeskan dan dipepetkan di dalam koper kita semua. Ayo, ayo, sapa lagi mo pesen plastik pengempes???
Bepergiannya
Perjalanan dari Honjo ke Urasa, kalo naik kereta biasa (namanya JR line = Japan Railway), memakan waktu kurang lebih 3 jam! Dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk kondisi Hikari yang tanggal 10 ini masuk sekolah lagi, kita memutuskan untuk naik kereta Shinkansen. Hikari sih excited banget. Dia hapal dengan nama dan model-model shinkansen yang berkeliaran di Jepang. Kalau naik shinkansen, cuma butuh waktu kurang lebih 50 menit, sampai Urasa. Harganya? Ya, beda :( Harga 3 jam dengan harga 50 menit, plus kenyamanan seperti naik pesawat... Selain itu, kalau ke stasiun JR, kita harus naik bis dulu (or sial-sial naik taksi), 5 menit, baru sampai di stasiun. Kalau ke stasiun shinkansen, tinggal jalan. Stasiunnya tepat ada di bawah dorm kita. Sampai di stasiun shinkansen Honjo-Waseda, hanya ada kita dan satu orang bapak n anaknya. Stasiun ini emang sepi, jadi Papap bisa gaya-gayaan dipotret tanpa merasa perlu malu pisan (walopun aslinya juga gak pernah malu-malu sih). Shinkansen yang kita naikin lumayan penuh. Mungkin karena musim liburan dan arahnya pun ke menuju prefecture-prefecture yang punya ski resort. Biasanya, shinkansen gak segitu penuh. Nah, kalau mau pasti dapat duduk, kita beli tiket dibagian reserved seat, tapi harganya lebih mahal dari yang non-reserved. Berhubung, 'biasanya' shinkansen lumayan kosong, kita beli tiket yang non-reserved. Ternyata, memang benar, kita masih bisa dapat duduk.
Kekurangannya naik shinkansen cuma satu: perjalanan kebanyakan lewat tunnel! Jadinya kita hanya kebagian sedikit kalo mau lihat pemandangan. Kalau naik kereta JR, seperti pengalaman tahun lalu, lebih banyak pemandangan yang bisa dilihat. Aslinya, pemandangan musim sekarang ini bagus banget, karena begitu masuk ke prefecture yang berbeda, pemandangannya berganti drastis. Contohnya, dari Honjo, Saitama kita lewat Takasaki, Gunma, pemandangan masih musim dingin kering. Pohon-pohon dan rumput-rumput gundul atau coklat. Begitu masuk ke Niigata, pemandangan langsung berganti jadi salju tebal. Mari dibayangkan: naik kereta, pemandangan pohon-rumput kering coklat, masuk tunnel gelap, keluar tunnel, pemandangan gunung-gunung, pepohonan dan kota tertutup salju!
Welcome to Urasa!
Berangkat naik shinkansen jam setengah satu, jam setengah dua kita udah sampai di Urasa. Sembari nunggu di jemput, kita menunggu di waiting room stasiun sambil potret-potret sekitar stasiun dari balik jendela. Kota, rumah-rumah, jalanan, gunung-gunung di Urasa udah putih semua. Walaupun di waiting room hangat banget, kalo ngeliat keluar jendela, udah kebayang udara dingin yang bikin menggigil dangdut...
Bener aja, begitu keluar dari eki (stasiun), di Urasa, saljunya tebaaallll sekali. Cuaca juga gak gitu bagus karena hujan (salju) turun terus. Matahari gak keliatan. Rupanya, prakiraan cuaca yang kita baca sebelum berangkat, benar adanya... ihiks. Gak lama kemudian, kita dijemput oleh teman-teman dari IUJ. Di dormitory-nya IUJ, kita nginep di tempatnya Mbak Erma dan Mas Ebi. Hikari pun langsung sibuk maen dengan Naila, cewek cakep umur 2 tahun anaknya Mbak Erma.
Malam itu di kamar, kita merenungi hujan salju yang masih terus turun sampai kita tidur. Sempet kuatir, gimana kalo salju terus turun besok harinya, pas kita rencana main ski?! Ah, udah sampe sini, masa' mau mundur lagi! Gambare! Dan, keesokan harinya, bermain lah kita di salju.
Kita main ski di Maiko ski resort (seperti yang Bibip bilang je). Dari IUJ ke Maiko butuh waktu 30 menit. Hujan salju masih turun, tapi Hikari dan Papap udah main-main salju duluan di pelataran parkir Maiko.
Main Salju
Di Maiko ski resort, fasilitasnya lumayan lengkap dan nyaman. Lebih lengkap dan nyaman daripada di Nakazato. Pengelolanya juga nyediain resto, tempat istirahat orang dewasa dan anak-anak yang luas dan nyaman, tempat ganti baju + toilet yang banyak bertebaran, tempat main anak + mainannya, dll dsb. Setelah lama maen salju, Hikari trus maen di kids game ini. Di Maiko ini juga bisa naik gondola. Ada gondola tertutup ada yang setengah terbuka untuk nganterin pemain ski ke puncak bukit. Temen-temen yang lain udah pada ganti sepatu dengan sepatu ski. Mereka memang niat mau (nyobain) main ski. Gw, udah kapok dan tau diri, jadi begitu keluar langsung menuju kids park... hehehe... Mending main prosotan sama Hikari, lah :)
Kalo gw cuma sempet nyobain sepatu ski selama 30 detik sebelum gw ganti dengan boots, si Papap sih udah gaya, udah pake sepatu ski segala. Tapi begitu keluar n main di kids park, Papap malah ketagihan naik 'perosotannya' Hikari. Akhirnya, kita berdua gak ada yang maen ski deh :b Daripada berat-berat make spatu ski n gotong-gotong papan ski, tapi tetep gak bisa meluncur, mending begini aja... Oh, tahun ini, gw gak lagi pake kostum ski kuning. Cukup sekali aja saltum di sini kekekeks...
Sembari main salju pun, hujan salju masih tetep turun. Makanya fotonya jadi gak gitu jelas. Lagipula matahari bener-bener gak keluar. Kita pun bisa guling-gulingan bertaburan salju yang semakin lama menumpuk semakin tinggi. Kapan lagi tiduran berselimut salju? Secara di Honjo, saljunya gak bisa tebel numpuk kayak di Urasa ini. Sempet kesebut pula, lebih enak mana salju numpuk begini (jadi bisa dibuat main) dengan salju tipis-tipis seperti di Honjo? Mungkin tante Febri bisa jawab? Kayaknya, kalo buat seminggu- dua minggu enak banget dapat salju begini, tapi kalo sampai 3-4 bulan? Oh, no! Gak bisa kemana-mana, gak bisa ngapa-ngapain, gak bisa naik sepeda, musti tiap hari bersihin salju dari mobil, dari atap rumah (biar atapnya gak runtuh lah yaw), n musti berbaju tebal-tebal kemana-mana.
Tadinya kita juga mau naik gondola keliling resort, tapi berhubung cuacanya gak temenan banget, pengoperasian gondola dihentikan sebelum jamnya. Gak rejeki lah. Balik lagi guling-gulingan di salju tebel aja.
Pulang dari Maiko udah sore. Hujan salju makin deres. Mau keluar dari tempat parkir aja butuh waktu hampir sejam. Kita kena macet di jalan pula gara-gara hujan salju ini. Semua orang pengen cepet-cepet keluar dari situ. Baru kali ini kena macet di Jepang yang kayak kena macet banjir di Jakarta :( Tapi macetnya tetep tertib tuh. Hebat.
Pulaaaannnggg....
Hari ketiga, hari pulangnya kita. Sebelum pulang sempet maen salju lagi sembari nunggu yang lain siap-siap. Hikari sekali lagi mencemplungkan diri di salju, tanpa perduli menggunakan gloves, tanpa perduli kalo celana dan kaos kakinya tinggal satu-satunya...
Tidak terlupa, kita foto-foto tentu saja... Di bawah ada foto Hikari, Papap dan Om Ebi, tuan rumah kita.
Makasih banget temen-temen semua di IUJ! Kapan-kapan maen ke Honjo yak!
Trus, siangnya, kita buru-buru balik ke stasiun, ngejar kereta balik ke Tokyo. Sampai di stasiun ternyata telat satu menit! Walah! Ketinggalan kereta kah? Jelas, kalo pada saat-saat biasa. Rupanya hari itu hari tidak biasa: karena hujan salju yang terus turun dengan deras, kereta JR diberhentikan pengoperasiannya. Jalur keretanya tertutup salju! Apalagi seminggu yang lalu ada kecelakaan kereta yang keluar jalur karena kena badai salju. Terpaksa temen-temen yang awalnya naik kereta JR, harus naik shinkansen. Kalo kita sih memang dari awal udah rencana naik shinkansen. Shinkansen justru masih jalan, mungkin karena di sepanjang relnya dipasang alat penyiram (air) untuk melelehkan salju. Padahal kalau pas gempa, justru shinkansen yang paling lambat beroperasi kembali.
Gara-gara JR gak beroperasi, shinkansen jadi penuh! Kita harus berdiri di aisle-nya! Wah, ini kejadian luar biasa! Hehehe... kesian lah. Temen-temen yang lain ganti kereta JR biasa di Takasaki, sementara kita ganti shinkansen lain di Echigo Yuzawa. Di Yuzawa, shinkansen yang kita tumpangi sampai Honjo ternyata kosong melompong. Sampai di Honjo-Waseda jam 1 kurang, langsung jalan ke dorm. Tapiiiiii........ begitu keluar dari shinkansen, angin kencang dingin menusuk langsung menggigit! Reality bites: Honjo tanpa salju masih lebih dingin menusuk dibanding Urasa dengan salju tebalnya! Huaaaaaaaaaa..........
Menghibur diri dengan foto-foto aja deh......
waa, seru liburannya..
Kalo beli celana parasut di jakarta di mana ya?? mau ke jepang juga ni:) thanks