Mobil dan Warna
Thursday, June 19, 2008 by Mariskova
Gak ada?
Jawabnya: banyak! Dan fatal!
Waktu kami baru saja pulang dari Jepang, adik saya yang bungsu membujuk untuk mengecat ulang mobil kami yang sudah berumur. Aslinya, mobil itu berwarna hijau gelap metalik. Warna cat yang khas untuk mobil merk itu. Setelah beberapa tahun, warnanya berubah jadi gelap tanpa metalik. Hijau pun tidak. Tadinya saya agak ragu. Selain biayanya yang mahal, saya terlanjur cinta mobil itu apa adanya. Diluar dugaan, Papap sebagai penyandang dana malah setuju. Ya sudah. Saya akhirnya setuju mengirim Papap dan si adik ke bengkel cat mobil.
Sebulan kemudian, terbukti tindakan saya mengirim Papap dan adik ke bengkel dengan berdua saja tanpa pendamping ternyata adalah suatu kesalahan besar! Selera mereka berdua ternyata tidak bisa dipercaya!
Mobil itu berubah warna menjadi hijau MUDA metalik!
Bagus sih... tapi... HIJAU MUDA METALIK?!
Ibarat barang produksi pabrik, mobil itu langsung jadi barang reject satu keluarga. Kecuali adik saya dan Papap tentu saja. Tapi, setelah saya dan Papap pindah ke rumah sendiri, mau gak mau saya harus pakai mobil itu kemana-mana karena gak ada lagi mobil Mami yang bisa saya bajak.
Mengendarai mobil bercat ngejreng bagi orang berumur seperti saya ternyata berakibat fatal. Makanya, sekarang saya mau menasihati para hadirin sekalian supaya tidak menyontoh tindakan tersebut diatas, karena...
1. Cat mobil yang ngejreng membatasi kreatifitas kita dalam memilih warna baju. Suatu kali saya pernah ke sebuah pertemuan kantor yang sangat penting dengan memakai blus marun yang agak mengilat. Begitu saya keluar dari mobil hijau metalik dalam balutan blus marun mengilat, seluruh peserta pertemuan langsung melotot. Hancur lebur imej kalem-lembut-dewasa yang sudah susah payah saya ciptakan selama 10 tahun!
2. Cat mobil yang ngejreng berbahaya untuk keselamatan berkendara. Saking gampangnya mobil itu diciriin, mobil saya jadi semacam 'target of achievement' bagi pengendara lain. Mereka berlomba-lomba mematok target untuk melampaui kecepatan mobil saya.
3. Cat mobil yang ngejreng berbahaya untuk upaya menghilang-dari-kantor. Murid, kolega, teman, sampai bos menjadikan mobil saya sebagai patokan apakah saya sudah sampai kantor/belum.
4. Cat mobil yang ngejreng menjadi petanda keberadaan (asumsinya) saya. Suatu kali saya tidak dapat datang ke undangan seorang teman karena sakit sementara mobil saya dipakai adik main ke mall. Tak dinyana, ada teman yang melihat keberadaan mobil hijau metalik itu di mall. Kisah selanjutnya bisa ditebak!
Lalu, sewaktu Hikari sedang dirawat di rumah sakit, bos beserta teman-teman saya berniat menjenguk. Dari seberang jalan, mereka melihat mobil saya parkir di pelataran rumah sakit. Dengan pedenya mereka percaya saya ada di dalam rumah sakit, tanpa berusaha menelpon. Padahal saya sengaja menaruh mobil di situ dan pulang naik taksi saking kecapeannya.
5. Cat mobil yang ngejreng membuat orang mengira pribadi saya juga secerah ceria warna mobilnya.
6. Cat mobil yang ngejreng membuat orang mengira umur saya juga semuda warna mobilnya.
7. Cat mobil yang ngejreng membuat orang-orang itu mengira mereka tahu tempat-tempat nongkrong saya. Asumsi ini berbahaya mengingat mobil saya sering dipinjam adik saya yang doyan maen ke mall tiap wiken.