Namanya Ngeledek
Saturday, December 23, 2006 by Mariskova
Selagi kepala bisa diajak jalan ke teras rumah sebentar, saya pun duduk kriyep-kriyep menatap taman di depan rumah. Taman cuma sepetak pun tak jadi masalah. Yang penting pergantian pemandangan.
Gak lama, bunyi tok-tok-tok terdengar di kelokan. Ah, tukang cingcau. Rasanya seru juga minum cingcau, kata si iblis di kuping kiri. Jangan, kata malaikat, ntar elu minum segelas, ditusuk infus 10 botol mau?! Saya pun menuruti si malaikat. Terakhir kali saya diinfus, tangan kurus saya mendadak gemuk seksi merah merona. Iya, jarum infusnya salah masuk dan membuat tangan saya bengkak berhari-hari.
Tukang cingcau lewat, godaan lain segera menyusul: tukang bakso, tukang somay, tukang es dawet, tukang otak-otak. WOI, Bang! Waktu saya gak sakit, ente kemana aja?!
Iman saya masih teguh kukuh berlapis baja bersenjatakan rencong bervitamin cacing. Saya masih sabar duduk kriyep-kriyep di teras. Cuaca mendung dan angin ilir-ilir makin membuat nikmat ke-kriyep-an saya. Kepala pusing, perut panas, badang meriang pun tak begitu terasa.
"Mbak, mbak..." kata pembantu saya pelan. Dia sangka saya pingsan kali.
"Jadi dibikinin bubur?"
"Bubur?" Uuugghh... sudah seminggu makan bubur tak ada rasanya itu... "Yah."
"Sepiring?"
"Setengah aja."
"Kata Papanya Ari harus sepiring, Mbak."
"Yey, udah tau pake nanya lagi!"
"hehehe...."
"Lauknya apa, Tat?"
"Ayam blender ada. Mau telur rebus?"
Uuugghh... itu lagi itu lagi..
"Pake lauk apa jadinya, Mbak?"
Tok tok tok tok tok..... "SATE PADAAAANNNNGG, SATEEEE PADAAANNGG!!!"
"........"
maaf, yang punya blog lagi istigfar
Gak lama, bunyi tok-tok-tok terdengar di kelokan. Ah, tukang cingcau. Rasanya seru juga minum cingcau, kata si iblis di kuping kiri. Jangan, kata malaikat, ntar elu minum segelas, ditusuk infus 10 botol mau?! Saya pun menuruti si malaikat. Terakhir kali saya diinfus, tangan kurus saya mendadak gemuk seksi merah merona. Iya, jarum infusnya salah masuk dan membuat tangan saya bengkak berhari-hari.
Tukang cingcau lewat, godaan lain segera menyusul: tukang bakso, tukang somay, tukang es dawet, tukang otak-otak. WOI, Bang! Waktu saya gak sakit, ente kemana aja?!
Iman saya masih teguh kukuh berlapis baja bersenjatakan rencong bervitamin cacing. Saya masih sabar duduk kriyep-kriyep di teras. Cuaca mendung dan angin ilir-ilir makin membuat nikmat ke-kriyep-an saya. Kepala pusing, perut panas, badang meriang pun tak begitu terasa.
"Mbak, mbak..." kata pembantu saya pelan. Dia sangka saya pingsan kali.
"Jadi dibikinin bubur?"
"Bubur?" Uuugghh... sudah seminggu makan bubur tak ada rasanya itu... "Yah."
"Sepiring?"
"Setengah aja."
"Kata Papanya Ari harus sepiring, Mbak."
"Yey, udah tau pake nanya lagi!"
"hehehe...."
"Lauknya apa, Tat?"
"Ayam blender ada. Mau telur rebus?"
Uuugghh... itu lagi itu lagi..
"Pake lauk apa jadinya, Mbak?"
Tok tok tok tok tok..... "SATE PADAAAANNNNGG, SATEEEE PADAAANNGG!!!"
"........"
maaf, yang punya blog lagi istigfar
hahahhaha...*gulingguling*
gue lagi makan bakso Blok S donk....
*slurppppp*
lagi di jogja mau makan tengkleng ... *siyul siyul*
gyakakakakakaka...
itu sate padang pasti akhirnya dibeli jugaa!! yakin aku.. YAKIN!! :D