Hujan
Thursday, January 31, 2008 by Mariskova
Di dalam kelas, di antara suara deras hujan di hutan Depok, dosen Jepang saya yang native speaker itu bertanya heran kepada kami, "kenapa orang Indonesia selalu menggunakan Hujan sebagai alasan untuk terlambat datang?"
Kami malah balik memandang dosen cantik itu dengan heran. Seakan-akan Sensei kami itu baru saja menanyakan hal yang tidak logis.
Keheranan saya terbayar saat saya tinggal di Jepang.
Di tengah-tengah musim topan dan hujan deras di Honjo, pagi-pagi sekali saya, Papap, dan Hikari mengayuh sepeda menuju sekolah Hikari. Senin, 22 Juli 2005 jam 8 pagi. Hari itu hari pertama Hikari masuk sekolah. Tidak ada alasan untuk terlambat. Tidak ada alasan untuk tidak masuk. Hanya gara-gara Hujan...
Pada waktu yang berbeda, kami dijadwalkan untuk outing ke kota sebelah. Beberapa hari sebelum hari H, ramalan cuaca sudah terdeteksi: Hujan akan turun pas hari outing kami.
Saya mengirim email ke panitia mengkonfirmasikan acara itu. Apa iya sih outing tetap diadakan kalau hujan?!
Hari itu, kami outing dengan menggunakan jas hujan.
Tidak ada alasan untuk membatalkan acara. Hanya gara-gara Hujan...
Kemarin, hujan turun deras sekali. Suara petir dan air hujan yang tumpah menderu-deru di luar ruangan kaca yang dingin itu. Dua puluh empat murid saya duduk dengan gelisah. Sebentar-sebentar mereka menoleh ke luar. Sebentar-sebentar mereka mendesah.
"Hujan, Ma'am," keluh mereka.
Dalam hati saya juga mengeluh. Sial, pasti macet nih pulangnya!
Lengkingan klakson terdengar nyaring dari jalanan di seberang gedung!
Semua gara-gara Hujan...
Hujan.
Dicaci maki karena satu hal yang bukan kesalahannya.
Padahal ia hanya menjalankan kodratnya.
Pesan moral untuk saya:
Aneh. This reminds me of something. Or someone?