Jatuh Ketimpa
Tuesday, September 04, 2007 by Mariskova
Saya kepingin nabok orang yang berani-beraninya bilang, "gak apa-apa sakit rame-rame. Repotnya sekalian kan?"
Sungguh tidak lucu.
Bagian mana yang lucu dari adegan seorang saya yang sedang sakit perut berat dan saban sedetik harus balik ke toilet, sementara anak saya yang sedang demam tinggi meraung-raung di luar pintu toilet karena tidak mau digendong orang lain selain emaknya?!
Meminta pengertian pada anak umur 5 tahun diluar toilet adalah suatu tindakan yang sia-sia.
"Mamaaaa, aku mau sama mamaaa!"
"Tunggu, ya, Nak. Mama lagi sakit perut."
"Aku juga sakit perut. Aku sakit kepala juga!"
"Tapi mama gak bisa keluar. Mama lagi sakit perut sekali."
"Mamaaa, Ari sayang mamaaaa..."
Walau gak ada hubungannya, saya toh menangis juga. Antara kebelet, dan terharu.
Empat hari saya kena diare berat. (Jangan bilang-bilang Papap itu karena saya nekat jajan soto mie di pinggir jalan) Segitunya pun saya masih bisa ketawa-tiwi di YM sama Pak Dhe ini. Si Papap yang menyuruh saya ke UGD, saya cuekin. Nanti kejadian kayak kemaren saya harus berantem sama suster peng-infus hanya gara-gara diare.
Hari kelima, saya gak tahan lagi. Begitu ke dokter, saya habis diomeli. Dari diare merembet ke gejala tipus. Kata Pak Dokter yang biasanya murah senyum itu, "kemarin belum puas ya nginep di RS-nya?"
Pulang dari dokter, saya niat mau bedrest. Kapan lagi bisa nelpon kantor sambil sok penting bilang, "gak bisa masuk! Saya harus bedrest, tau!"
Eh, niat tinggal niat.
Senin siang, sepulangnya Hikari dari sekolah, badannya demam tinggi. Di sekujur tubuhnya muncul bintik-bintik seperti cacar. Oalaaaahhh Gusti! Saya bawa diri dan perut sendiri aja susah, hari itu saya harus bawa Hikari ke dokter!
"Kena virus, Bu!" kata Pak Dokter yang sabarterhadap saya ini.
"Virus apa? Cacar?"
"Virus entero, seperti cacar. Tapi ini gak ada isinya. Saya pikir ini penyakit HFM (hand-foot-mouth disease)."
"Bukan tipus?"
"Kalo tipus gak pake bentol-bentol begini, dong, Bu!"
"Kok batuk juga?"
"Ya, ini tenggorokkannya meradang."
"Yakin bukan tipus, Dok?"
Dokternya melotot.
Pulangnya saya mencari kambing hitam. Papap harus jadi kambing hitam hari itu. Dia yang bawa Hikari berenang dua hari sebelumnya...
Setelah itu...
Saya tewas terkapar. Bangun hanya untuk ke toilet.
Hikari yang menangis dan mengigau hanya bisa dipeluk sebisanya.
Papap terpaksa harus menjaga dua orang sakit. Terpaksa bolos ke kantor.
Besoknya, Papap sakit juga.
Halah!
Gue juga yang musti turun tangan!
ps: masih sedikit diare. Nulis blognya disambi ke toilet yah!
Sungguh tidak lucu.
Bagian mana yang lucu dari adegan seorang saya yang sedang sakit perut berat dan saban sedetik harus balik ke toilet, sementara anak saya yang sedang demam tinggi meraung-raung di luar pintu toilet karena tidak mau digendong orang lain selain emaknya?!
Meminta pengertian pada anak umur 5 tahun diluar toilet adalah suatu tindakan yang sia-sia.
"Mamaaaa, aku mau sama mamaaa!"
"Tunggu, ya, Nak. Mama lagi sakit perut."
"Aku juga sakit perut. Aku sakit kepala juga!"
"Tapi mama gak bisa keluar. Mama lagi sakit perut sekali."
"Mamaaa, Ari sayang mamaaaa..."
Walau gak ada hubungannya, saya toh menangis juga. Antara kebelet, dan terharu.
Empat hari saya kena diare berat. (Jangan bilang-bilang Papap itu karena saya nekat jajan soto mie di pinggir jalan) Segitunya pun saya masih bisa ketawa-tiwi di YM sama Pak Dhe ini. Si Papap yang menyuruh saya ke UGD, saya cuekin. Nanti kejadian kayak kemaren saya harus berantem sama suster peng-infus hanya gara-gara diare.
Hari kelima, saya gak tahan lagi. Begitu ke dokter, saya habis diomeli. Dari diare merembet ke gejala tipus. Kata Pak Dokter yang biasanya murah senyum itu, "kemarin belum puas ya nginep di RS-nya?"
Pulang dari dokter, saya niat mau bedrest. Kapan lagi bisa nelpon kantor sambil sok penting bilang, "gak bisa masuk! Saya harus bedrest, tau!"
Eh, niat tinggal niat.
Senin siang, sepulangnya Hikari dari sekolah, badannya demam tinggi. Di sekujur tubuhnya muncul bintik-bintik seperti cacar. Oalaaaahhh Gusti! Saya bawa diri dan perut sendiri aja susah, hari itu saya harus bawa Hikari ke dokter!
"Kena virus, Bu!" kata Pak Dokter yang sabar
"Virus apa? Cacar?"
"Virus entero, seperti cacar. Tapi ini gak ada isinya. Saya pikir ini penyakit HFM (hand-foot-mouth disease)."
"Bukan tipus?"
"Kalo tipus gak pake bentol-bentol begini, dong, Bu!"
"Kok batuk juga?"
"Ya, ini tenggorokkannya meradang."
"Yakin bukan tipus, Dok?"
Dokternya melotot.
Pulangnya saya mencari kambing hitam. Papap harus jadi kambing hitam hari itu. Dia yang bawa Hikari berenang dua hari sebelumnya...
Setelah itu...
Saya tewas terkapar. Bangun hanya untuk ke toilet.
Hikari yang menangis dan mengigau hanya bisa dipeluk sebisanya.
Papap terpaksa harus menjaga dua orang sakit. Terpaksa bolos ke kantor.
Besoknya, Papap sakit juga.
Halah!
Gue juga yang musti turun tangan!
ps: masih sedikit diare. Nulis blognya disambi ke toilet yah!
duh mbak, mbak....jenengan ki kok kocak e gak ketulungan ya.
Nikmatin aja ya rame-2 sakit yach.....haiyahhhhh........kaburrrrrrr:))
semoga cepet sembuh, amin!
gini nih bedanya orang bisa nulis sama gw, sambil ke toilet aja postingannya menghibur banget :D
nah kebetulan saya juga lagi ngurusin orang yg diare nih, susah bgt seh ngebujuk dia ke dokter.. masalahnya dah 2hari ini..:(.. ada tips ?
oralit,norit,enterostop dah abis berapa bungkus jeng? hiihi.....itu pasti lemesnya krn selain diare, ngurusin hikari ya...badai pasti berlalu jeng...sabar...
duh... kebayang repotnya.. dan sakitnya,... :((
Cepat sembuh ya
mbak.. cepet sembuh ya.. kalo diare, yang penting ganti cairan yang keluar dengan banyak minum biar ga dehidrasi, hindari makanan yang memicu lambung bekerja keras. hug buat hikari, get well soon..
by the way, soto mie nya pasti enak anet kalo udah sampe sakit perut begitu. Hueheehhhe
Semoga lekas sembuh ya, Dev. Ngeliat anak sakit sedih, apalagi kalu kitanya sendiri juga lagi sakit ya *hugs*
udah sembuh belum lu mak?
ooohhh
soto mie = diare
berenang = virus
okeh..okeh..saya mengerti :D