Yang Terbaik

Saya tidak pernah menyangka akan sampai ke persimpangan jalan ini. Saya dibesarkan dan dididik bukan untuk bertemu dengan persimpangan jalan seperti ini. Tapi hidup apa bisa dipertanyakan?

Ketika ada banyak perempuan berperan ganda lainnya tetap bergeming ketika melewati persimpangan jalan ini, kenapa saya tak bisa?

Ketika saya berdoa untuk yang terbaik, dan malah dipertemukan dengan persimpangan jalan ini, kenapa hati berat untuk melangkah?

96 jam lagi saya harus berbelok, apapun yang terjadi dalam hati saya.
Badai yang berkecemuk rasanya tak sepadan dengan kondisi jalan yang mulus.

Yang terbaik, saya tahu, mungkin bukan seperti yang saya lihat saat ini.
Bukan begitu?

7 comments:

    On 3:48 am, September 28, 2007 Anonymous said...

    umm, soal apa ini ya? *binun*

    On 4:23 am, September 28, 2007 Anonymous said...

    hola hola ada apa ada apa ini?

    ps. YM gue sedang tiarap. bbrp hari ini gue online-nya di google chat mak. ini baru download yang versi 2.0 beta. gue buzz lo yaa.

    On 5:40 am, September 28, 2007 Anonymous said...

    tumben gak terus terang jeng? yang di jaiku itu kan?

    persimpangan ya? kalau udah tau tujuan langsung sikat aja, kalau ga tau ya nanya orang itu, daripada nyasarnya kejauhan :D

    On 9:00 am, September 28, 2007 Anonymous said...

    hm.. semoga beloknya ke pilihan jalan yang tepat. *walopun ga ngerti ini soal apa* :D

    On 7:50 pm, September 28, 2007 Anonymous said...

    jadi ... dipindah ke mana?

    On 9:24 pm, September 28, 2007 Anonymous said...

    Belok ke mana, Dev?

Blogger Templates by Blog Forum