Showing posts with label Us. Show all posts
Showing posts with label Us. Show all posts

Belanja bersama Papap

Minggu malam di toko AceH dekat rumah. Saya dan Papap sedang berbelanja. Papap mencari cover stir mobil baru untuk mengganti cover yang lama. Begitu masuk toko, Papap langsung menarik tangan saya sementara kaki saya tadinya berniat melangkah ke arah yang lain.
"Jangan kemana-mana dulu. Kan kamu yang pake mobilnya jadi kamu ikut milih."
Kami ke rak peralatan mobil. Ketemu bendanya.
"Yang mana?"
"Gak ada yang cakep."
"Namanya juga stir."
Saya mikir. Iya juga sih.
"Yang abu-abu ini aja ya?"
"Gak mau. Banyak tonjolannya. Pegel."
"Yang ijo?"
"Gak mau. Norak."
"Yang coklat?"
"Itu lebih norak."
"Ya udah kalo gitu yang ijo." Papap berdiri bertolak pinggang mengagumi rak itu.
Saya menyerah berkomentar. Gak penting juga lagian.
"Yah, harganya 30 ribu!" seru Papap.
"Kenapa? Kemahalan?" tanya saya gak ngerti.
"Enggak. Aku gak bawa cash. Malu kalo pake card cuma bayar 30 ribu. Kamu belanja lagi deh..."
Sebelum dia berubah pikiran, saya cepat-cepat melangkah ke tempat lain.

5 menit kemudian, saya mulai sibuk.
Papap juga masih sibuk.
20 menit. Saya masih sibuk.
Papap gak kelihatan lagi.
30 menit. Saya tetap sibuk.
Papap gak kelihatan.
Hampir 1 jam. Saya masih sibuk.
Papap gak kelihatan.
1 jam 30 menit. Saya selesai sibuk.
Papap gak kelihatan.
100 menit kemudian, saya berjalan dari ujung ke ujung.
Papap gak kelihatan.
Hampir 2 jam, saya masih berjalan dari ujung yang lain ke ujung yang lain.
Papap masih gak kelihatan.
2 jam, saya masih berjalan muter-muter.
Papap gak kelihatan dan saya dihampiri penjaga toko laki-laki yang sudah sejam memperhatikan saya.
"Ada yang bisa dibantu, Bu?"
"Ada."
Penjaga toko tersenyum manis. "Mencari apa?"
"Mencari suami saya."
Senyumnya langsung hilang.

Papap saya temukan sekitar 15 menit setelahnya, beserta selusin miss calls dari saya.
"Iya, hpnya di silent."
"Belanja apa?" tanya Papap.
Saya tunjukin tas plastik gede yang isinya penuh.
"WIH, banyak banget belanjanya?!" kata Papap kaget.
"LAH, tadi katanya disuruh belanja?!" jawab saya.

Hari yang Indah. You think?

Bangun pagi (atau dibangunin pagi-pagi) di pagi tanggal 8, Hikari dan Papap memberi saya kue ulang tahun...


Setelah itu, Papap ngebengkel...


Selesai ngebengkel, Papap dan Hikari berteriak-teriak, "Mama, ini kadonya, ini kadonya!"


Setelah itu, Hikari yang kedatangan saudara-saudara precilnya, menghilang di kamar. Tidak lupa dia menulis...


Untungnya hari itu saya ber-facebooking. Senangnya melihat banyak ucapan selamat... Terima kasih ya temans!

Kado Terindah. Yeah Right...

Pukul 00:05 tanggal 8 Maret, Papap menyempatkan diri bangun dari kasur empuknya dan berseru-seru aneh menghampiri saya yang sedang maen komputer.
"Selamat ulang tahun! Selamat ulang tahun, Mamakuuuuuu!"
Papap mencium pipi saya dan memeluk saya.
"Selamat ulang tahuuuuuuuunnnn!"
Saya tersenyum. Alhamdulillah dia gak lupa.
"Selamat ulang tahuuun yang ke tiga limaaaaaaaaa, Mamakuuuu!"

Hah? 35? Busyet!

"Babeeeeeeeeeee, umur gue belom setua itu!!!"

Si Papap cepat-cepat merevisi. Saya terlanjur cemberut.
Akhirnya, kata Papap...
"Besok aku kasih bunga yaaaaaa...."
Saya mulai luluh.
"Bunga? Tumben. Bunga apa?"
"Bunga mawar."
Saya luluh beneran.
"Serius?"
Papap mengangguk mantap.
"Iya. Kan di halaman depan ada pohon mawar yang baru berkembang..."

Hah? Ya Allaaaaaaaaaahhhh........
Itu mawar gue yang beli, gue yang tanam, gue yang nyiramin, gue yang pupuk, gue yang pelihara, masa' jadi kado ultah gue juga???

ps: untuk Nenek, tersayang, I read your post. I promise I will go see the doctor. Gosh, you really made me cry reading your post. Thank you, honey!

What's for the anniversary?

Teman : Hei, De', happy anniversary ya.
Saya : Thanks.
Teman : Candle light dinner dong?
Saya : Nope.
Teman : Terus? Dirayain?
Saya : Nope.
Teman : Terus? Ngapain dong elu?
Saya : Ngasih kartu.
Teman : Elu ngasih kartu ke si Babe?
Saya : Iya.
Teman : So sweeeeeeeeett....
Saya : Hm.
Teman : Isinya apa tuuuuh?
Saya : "Selamat tanggal 14. Semoga tahun ini menjadi tahun terakhir kamu lupa tanggal 14."

A Player or Not A Player

"There is something sexy about men and musical instruments."
My girl friend said that some 20 years ago. And we were like thirteen something years old wearing a white-and-blue uniform.
This girl and I were at our school festival and she was staring at 5 seniors who were doing their band perfomance on the stage.

My friend discovered sexy and mEn at the age of 13. I found out about sexy and mAn about 10 years later when I watched Val Kilmer in The Saint. Please noted that I met Papap earlier before watching Val Kilmer...

I separated from my girl friend a year or more later, but her words have stayed with me ever since. Not because she was right, but because she was deadly right.
Whenever there is a band performance, girls scream out loud and go nuts for the band players. Mind you, the players are not always (hardly ever always) handsome. Yet, girls don't seem to mind. It looks like a musical instrument could suddenly increase the level of sexiness to whoever (read: men) touches it. That girl friend I was talking about eventually went out with the drummer because she thought he looked cute when he held the sticks. (I'm wondering if chopsticks have the same effect...)
The sad part is I still cannot see the truth of my friend's wisdom. So, in this world of girls-loving-band players, I am blind. If a man is a band player and he is not sexy (or Val Kilmer, or Keanu Reeves look-alike), then hitting a drum or strumming a guitar won't make him suddenly become sexy on my eyes. The fact that I think Sting is sexy is purely because he was born sexy. I bet he was sexy too when he was still a teacher (which makes him even sound sexier).

Papap, I think, knows this phenomenon -I mean me being not affected by men holding musical instruments. That's why he never tried to win me by a guitar, which is the only musical instrument he can play a little. But, I know once upon a time he had won some admiration from some girls only by holding a guitar (he didn't necessarily need to play it, trust me).

A week ago, Papap went home with a CD of Indonesian Top 40 songs. He played the songs over and over again in his discman and watched the music channel. I almost got a mental breakdown when one day he tried to make me listen to the songs. When I couldn't handle it again I screamed.
Papap laughed. He just loved it when he saw me cracking.
"I'm practicing Top 40 songs."
"It's been awhile since I keep track on the Top 40."
"And there is this band at the office..."
"And I am in."
He stopped and watched my face. I know that Papap could (some 15-20 years ago) played a guitar, but I also know that he doesn't sing. I don't have to tell you how terrible his voice is so you just have to trust me. Papap trusts me on this too.
"You mean you are applying to be in the band?"
"No, I am in the band. I am the lead vocalist."
"You what?!"
Papap belly-laughed.
"Why would they do that?"
"Because there is nobody else."
"And I have to keep practicing the songs."
"Why? To make your voice sound nicer?"
"No. To make me remember the songs. Sometimes when the band plays a song, I have no idea which song they are playing."
At this point I had to laugh.
"So..." Papap eyed me. "Can I have a guitar for my birthday present?"
Papap has never asked for or wished for a birthday present ever. When he mentioned the guitar, I knew it was serious.
"Well, sure, but why?"
"May be I can sing and play the guitar too."
Suddenly the voice of my 20-something-years-ago girl friend rang in my ears.
"You know who is the sexiest, De'? The lead vocalist who plays instrument."

Happy Birthday, Papap! I'll buy you the guitar but you have to drop the singing. One cannot have everything in this world, people say.

Pindah...

Yak, kami sudah resmi pindah ke rumah kami sendiri!

Walau ini bukan pertama kalinya kami heboh pindahan, pindahan kali ini luar biasa hebohnya. Luar biasa, mengingat kami ini fakir furniture. Yang membuat pindahan kali ini begitu heboh adalah karena si Mami melakukan gerakan bedol desa. Semua (and I mean semua!) barang yang beliau tumpuk di rumahnya, dikirim ke rumah kami. Secara barang-barang itu berangkat lebih dulu bersama mobil bak, ketika saya sampai di rumah dan melihat segala tumpukan barang saya jadi panas sendiri.
"Ngapain itu gayung sampe ada 4 biji di sini? Lah rumah gue kan gak punya bak mandi?!"


Itu masih mending! Hampir saja kami tidak jadi pindah bulan ini. Gara-garanya si Mami berhitung-hitung tentang hari baik. Nah, menurut hitungan beliau, HARI BAIK untuk pindahan rumah kami itu jatuh pada bulan..... JUNI! Geee... What de maksup, coba?!

Tapi akhirnya, Alhamdulillah, semua berjalan cukup lancar. Hanya satu yang membuat saya sedih mengenai pindah-pindah ini. Di rumah kami belum ada sambungan internet. Jadi, selain fakir furnitur, sekarang ini saya juga fakir koneksi internet...

Besok atau Lusa


Besok atau Lusa.
Buat kami, bukan wacana.

Kita semua bersaudara,
dan besok atau lusa tak perlu menjadi masalah.

Selamat berlebaran besok hari.
Selamat berlebaran esok lusa.

MAAF LAHIR BATIN
MAAF ATAS SEGALA KEKHILAFAN

"HAPPY EID MUBARAK!"

Can Anyone Help?

Temans,
kami sekedar ingin meminta informasi. Siapa tahu ada yang bisa membantu...

Keponakan kami, anak perempuan usia 6 tahun, sedang terbaring di rumah sakit sejak sebulan lalu. Dia mempunyai kista yang menempel di organ hatinya. Sekarang, kista itu sudah bertambah besar.

Upaya operasi tidak bisa dilakukan tanpa resiko tinggi akibat posisi si kista. Dioperasi berarti harus mengorbankan organnya yang lain: limpanya harus diangkat (begitu kata dokter).

Sekarang ini, dia menderita kuning di mata dan urine. Perutnya juga terasa sesak dan nyeri.

Dokter menyarankan untuk melakukan pengobatan alternatif. Keluarga pernah mencoba tetapi ternyata tidak berhasil.

Apa ada diantara para hadirin sekalian yang punya pengalaman sama? Atau malah punya saran, atau rujukan?

Kami sangat berterima kasih. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian semua. Amin.

Pacaran

Rasanya semua pasangan yang sudah menikah dan mempunyai anak pernah mendengar nasihat para ahli perkawinan yang menyarankan setiap pasangan untuk mencari waktu untuk berduaan. Tanpa anak. Hanya pasangan suami istri berdua saja. Seperti jaman honeymoon dulu.

Nasihat yang terdengar indah. Romantis. Menyegarkan.
Dan memang tujuan dari Pacaran Ulang itu adalah untuk menyegarkan perkawinan.
Sekale-sekale, keluar berduaan tanpa anak, gitu loooh.

Mungkin anda bisa.
Tapi kami, resenya, tidak.

Minggu sore ini saya dan Papap bengong-bengong di depan tivi. Hikari sedang berluberan imajinasi yang membuatnya ingin menyendiri di kamar sambil melukis whiteboardnya. Mudah-mudahan dia ingat untuk tidak mencoreti tembok.

Di tivi muncul iklan film di bioskop minggu ini. Papap menengok ke arah saya.
"Nonton yuk."
Saya hampir mengangguk, tapi kok... kepala ini malah reflek menengok ke dalam kamar tempat Hikari bersemedi.
Papap menghela napas. "Kasian si ucil ya..."
Yah. Begitu lah yang terjadi selama 5 tahun ini. Selalu ada perasaan menohok bila kami pergi tanpa Hikari. Apa ini sehat? (Jangan dijawab)
Terakhir kali kami nonton film dengan ikhlas tanpa beban adalah waktu saya hamil besar. Hikari belum muncul.
Lalu, kami pernah mencoba nonton berduaan lagi sewaktu umur Hikari masih beberapa bulan. Hasilnya? Sepanjang film diputar saya dan Papap gelisah pengen pulang. Setelah itu kapok.
Sebelum Papap pergi ke Jepang, kami sempat nekat nonton berdua lagi. Kebetulan filmnya Harry Potter (entah seri ke berapa). Pikir kami, mau pisah 6 bulan, bo. Ayo kita pergunakan waktu singkat ini untuk berduaan.
Gak berhasil juga loh. Sekali lagi pikiran pengen pulang dan perasaan ngganjel itu gak hilang.

Dan bukan cuma untuk nonton film.

Mau nongkrong makan malam nyari nasi uduk pecel lele yang agak jauh, juga mikir. Mau kongkow-kongkow di warung nasi goreng, mikir lagi. Mau jalan-jalan iseng di mall sambil pegangan tangan tanpa inget jam, tambah mikir.

Seorang teman senior yang saya curhati tentang ini berkomentar singkat. "Ah, nanti kalau dia gede sedikit malah kamu yang akan maksa-maksa buat maen sama dia."
Bener juga.
"Tapi kita kan butuh pacarannya sekarang. Bukannya 15 tahun lagi." Teman saya yang gak diajak ngobrol tapi nguping malah menyela.


Hm...

Well. Everything has its time. Everything has its time.

Blogger Templates by Blog Forum