Tertawa di Tanggal 17
Saturday, August 18, 2007 by Mariskova
Pada tanggal 17 Agustus 2007, hari Jumat, hari Kemerdekaan RI...
1) Komplek perumahan saya (hak milik bapak saya) ternyata tidak menyelenggarakan perayaan kemerdekaan rame-rame. Saya agak kecewa, karena saya ingin memberi pengalaman 17-an yang meriah kepada Hikari. That would be his first August 17. Tetapi, perayaan yang ada hanya: 1. Kerja bakti seminggu sebelumnya, 2. Pasang bendera dan umbul-umbul, 3. Nonton upacara di tivi, dengan sangat khidmat (saluran tivi di TVRI, dan gak boleh diganti sampai President bubar jalan).
Sewaktu saya protes mengenai absennya lomba-lomba dan panggung gembira ke bapak saya, si papi menjawab, "ini komplek pensiunan! Isinya kakek-kakek dan nenek-nenek yang buat jalan aja susah. Mau disuruh lomba apaan?!"
2) Di salah satu stasiun tivi, ada liputan permainan anak-anak jaman dulu pada tanggal 17 Agustus. Salah satu permainan itu adalah main tembak-tembakan menggunakan senjata bambu berpeluru buah kecil. Senjata itu buatan sendiri. Pelurunya diambil dari pohon.
Si Papi, "dulu pas lagi rame main itu, satu pohon bisa dipanjatin banyak orang. Mereka rebutan ngambil buahnya. Udah gitu, pas lagi main, gak ada yang mau jadi tentara Belanda. Soalnya kalo jadi tentara Belanda pasti badan dan kepalanya abis benjol-benjol ditembakin yang lain."
Papap, "waktu kecil aku main itu juga tuh. Tapi buahnya pakai buah seperti tomat kecil yang hijau. Senjata aku dulu, senjata bambu itu, Mam. Kalau kamu apa?"
Saya, "senjata beneran kali..." (secara gue lahir dan gede di komplek tentara gitu loooh)
3) Di tivi anggota Paskibraka sedang menaikkan bendera.
Saya: "Ri, kalo udah besar mau jadi kakak Paskibraka gak?"
Hikari: "Tidak. Aku mau jadi spongebob aja."
4) Pelajaran sejarah diberikan kepada Hikari di sepanjang perjalanan menuju kota Jakarta.
Saya: "Hikari, bendera Indonesia warnanya apa?"
Hikari: "Banyak, Ma."
Papap: "Hah? Kok banyak?"
Hikari sambil menunjuk ke luar mobil: "Itu ada merah putih, ada hijau, ada biru tengahnya segitiga..."
5) Selesai menonton upacara di Istana, penghuni komplek mengobrol bangga, "nah, tahun ini komandan upacaranya dari AU!"
Saya: "Penting ya, Pi?"
Papi: "Penting! Ini kan komplek pensiunan AU!!!"
6) Tumpeng kami (saya, salah satunya) untuk perlombaan 17-an di sekolah Hikari roboh....
1) Komplek perumahan saya (hak milik bapak saya) ternyata tidak menyelenggarakan perayaan kemerdekaan rame-rame. Saya agak kecewa, karena saya ingin memberi pengalaman 17-an yang meriah kepada Hikari. That would be his first August 17. Tetapi, perayaan yang ada hanya: 1. Kerja bakti seminggu sebelumnya, 2. Pasang bendera dan umbul-umbul, 3. Nonton upacara di tivi, dengan sangat khidmat (saluran tivi di TVRI, dan gak boleh diganti sampai President bubar jalan).
Sewaktu saya protes mengenai absennya lomba-lomba dan panggung gembira ke bapak saya, si papi menjawab, "ini komplek pensiunan! Isinya kakek-kakek dan nenek-nenek yang buat jalan aja susah. Mau disuruh lomba apaan?!"
2) Di salah satu stasiun tivi, ada liputan permainan anak-anak jaman dulu pada tanggal 17 Agustus. Salah satu permainan itu adalah main tembak-tembakan menggunakan senjata bambu berpeluru buah kecil. Senjata itu buatan sendiri. Pelurunya diambil dari pohon.
Si Papi, "dulu pas lagi rame main itu, satu pohon bisa dipanjatin banyak orang. Mereka rebutan ngambil buahnya. Udah gitu, pas lagi main, gak ada yang mau jadi tentara Belanda. Soalnya kalo jadi tentara Belanda pasti badan dan kepalanya abis benjol-benjol ditembakin yang lain."
Papap, "waktu kecil aku main itu juga tuh. Tapi buahnya pakai buah seperti tomat kecil yang hijau. Senjata aku dulu, senjata bambu itu, Mam. Kalau kamu apa?"
Saya, "senjata beneran kali..." (secara gue lahir dan gede di komplek tentara gitu loooh)
3) Di tivi anggota Paskibraka sedang menaikkan bendera.
Saya: "Ri, kalo udah besar mau jadi kakak Paskibraka gak?"
Hikari: "Tidak. Aku mau jadi spongebob aja."
4) Pelajaran sejarah diberikan kepada Hikari di sepanjang perjalanan menuju kota Jakarta.
Saya: "Hikari, bendera Indonesia warnanya apa?"
Hikari: "Banyak, Ma."
Papap: "Hah? Kok banyak?"
Hikari sambil menunjuk ke luar mobil: "Itu ada merah putih, ada hijau, ada biru tengahnya segitiga..."
5) Selesai menonton upacara di Istana, penghuni komplek mengobrol bangga, "nah, tahun ini komandan upacaranya dari AU!"
Saya: "Penting ya, Pi?"
Papi: "Penting! Ini kan komplek pensiunan AU!!!"
6) Tumpeng kami (saya, salah satunya) untuk perlombaan 17-an di sekolah Hikari roboh....
wayaaaa...mo minta tanda tangannya spongebob !!!!
spongebob! wakakakak! Btw, bendera biru ada segitiganya apa yah?
ternyata pengalaman 17an nya lebih heboh dari acara di kampung saya.. xixixi....