Sekolah
Monday, July 10, 2006 by Mariskova
Pada tulisan disini, saya pernah bercerita sedikit tentang Hikari dan sekolah lamanya di Jakarta. Disitu juga saya bercerita sedikit tentang progress belajar Hikari di tk itu. Cerita Hikari dan sekolahnya sekarang bisa dilihat di blognya Hikari.
Tadi pagi paket dari Jakarta datang. Diantara barang-barang kiriman ibu saya itu terselip vcd acara 'Pentas Akhir Tahun' yang diselenggarakan TK Hikari yang di Jakarta itu. Kata ibu saya, vcd sengaja dikirim supaya Hikari masih mengenali teman-temannya yang dulu. I doubt it. Lagian, Mak, Hikari gak akan balik ke sekolah itu lagi. Pan rumah kite udeh pindah...
Anyway, pemandangan di vcd itu membuat saya menyeringai. Mau gak mau, suka gak suka, ditahan gak ditahan, I began to compare. Duh, maap beribu maap aslinya saya gak niat begitu. Kebetulan saja di tk Hikari sekarang ada beberapa kali acara 'pentas' dalam setahun.
Let's see...
tk itu: besar, gedung baru dan bagus, mewah, lapangan parkir luas, lapangan bermain kecil.
tk sekarang: besar, gedung tua, sekolah tua, gak ada lapangan parkir dalam, lapangan bermain luas.
tk itu: pengunjung terdiri dari orang tua, kakek-nenek, anak-anak, dan baby sitter/pembantu.
tk sekarang: everybody but baby sitter.
tk itu: pada pentas seni itu anak-anak datang dengan perlengkapan baju (sewaan) lengkap yang bagus dan baru penuh dengan aksesoris dan make up.
tk sekarang: bajunya dibuat oleh guru-guru dan PTA. Sederhana tapi cantik kreatif, dengan bahan dari yang tersedia di sekitar.
tk itu: pada pidato sambutan ada 4 pihak yang memberi sambutan. Isi sambutan hanya bisa dimengerti oleh orang tua.
tk sekarang: pidato sambutan hanya dari kepsek dan PTA. Pidato hanya untuk anak-anak. Isinya hanya: Gambare (break a leg), enjoy the game!
tk itu: suara pendengar pidato sama riuhnya dengan suara yang berpidato.
tk sekarang: suara yang terdengar hanya suara yang berdiri di depan. Bahkan anak-anak pun gak ada yang bersuara.
catatan= rasanya bagian ngajarin anak-anak kecil untuk bisa duduk tertib mendengarkan gurunya harus dicontek oleh kita!
tk itu: pengunjung berlomba duduk di barisan belakang, bahkan untuk motret.
tk sekarang: pengunjung berlomba duduk di barisan depan. Mereka bahkan berlomba datang lebih pagi, menaruh kursi/tatakan duduk, menaruh dua tripot: satu untuk kamera, satu untuk handycam.
tk itu: saat murid unjuk kebolehan, gurunya ikut naik ke panggung, berdiri dibelakang murid-murid dan sibuk menyemangati muridnya (atau merayu?) supaya menyanyi/menari. Kenapa gak gurunya aja yang nyanyi/joget sendiri?
tk sekarang: yang ada di panggung hanya murid-muridnya. Gurunya -yang biasanya kebagian main organ- selalu tersembunyi di balik tirai. Gak pernah terlihat murid-murid bengong melongo di atas panggung. Semua sudah tahu/hapal harus ngapain tanpa perlu diingetin lagi.
tk itu: ada satu acara yang tadinya membuat saya kagum: English Dialog dengan judul Lunch Break dengan pemain 5 orang murid. Ternyata gurunya sekali lagi ikut naik panggung untuk membisiki pemain dialog mereka masing-masing.
tk sekarang: semua gurunya Hikari gak ada yang bisa bahasa Inggris dan gak pernah nyoba-nyoba pake bahasa Inggris.
tk itu: murid yang ngambek dibiarkan lendotan pada orang tuanya.
tk sekarang: kalaupun ada murid yang ngambek, si guru dengan lembut namun tegas menggandeng si anak dan menunjukkan kepada si anak apa yang ia harus lakukan.
tk itu: ada pemilihan pemenang satu dua tiga.
tk sekarang: semua jadi pemenang.
... udah ah. Berhenti disini.
Tadi pagi paket dari Jakarta datang. Diantara barang-barang kiriman ibu saya itu terselip vcd acara 'Pentas Akhir Tahun' yang diselenggarakan TK Hikari yang di Jakarta itu. Kata ibu saya, vcd sengaja dikirim supaya Hikari masih mengenali teman-temannya yang dulu. I doubt it. Lagian, Mak, Hikari gak akan balik ke sekolah itu lagi. Pan rumah kite udeh pindah...
Anyway, pemandangan di vcd itu membuat saya menyeringai. Mau gak mau, suka gak suka, ditahan gak ditahan, I began to compare. Duh, maap beribu maap aslinya saya gak niat begitu. Kebetulan saja di tk Hikari sekarang ada beberapa kali acara 'pentas' dalam setahun.
Let's see...
tk itu: besar, gedung baru dan bagus, mewah, lapangan parkir luas, lapangan bermain kecil.
tk sekarang: besar, gedung tua, sekolah tua, gak ada lapangan parkir dalam, lapangan bermain luas.
tk itu: pengunjung terdiri dari orang tua, kakek-nenek, anak-anak, dan baby sitter/pembantu.
tk sekarang: everybody but baby sitter.
tk itu: pada pentas seni itu anak-anak datang dengan perlengkapan baju (sewaan) lengkap yang bagus dan baru penuh dengan aksesoris dan make up.
tk sekarang: bajunya dibuat oleh guru-guru dan PTA. Sederhana tapi cantik kreatif, dengan bahan dari yang tersedia di sekitar.
tk itu: pada pidato sambutan ada 4 pihak yang memberi sambutan. Isi sambutan hanya bisa dimengerti oleh orang tua.
tk sekarang: pidato sambutan hanya dari kepsek dan PTA. Pidato hanya untuk anak-anak. Isinya hanya: Gambare (break a leg), enjoy the game!
tk itu: suara pendengar pidato sama riuhnya dengan suara yang berpidato.
tk sekarang: suara yang terdengar hanya suara yang berdiri di depan. Bahkan anak-anak pun gak ada yang bersuara.
catatan= rasanya bagian ngajarin anak-anak kecil untuk bisa duduk tertib mendengarkan gurunya harus dicontek oleh kita!
tk itu: pengunjung berlomba duduk di barisan belakang, bahkan untuk motret.
tk sekarang: pengunjung berlomba duduk di barisan depan. Mereka bahkan berlomba datang lebih pagi, menaruh kursi/tatakan duduk, menaruh dua tripot: satu untuk kamera, satu untuk handycam.
tk itu: saat murid unjuk kebolehan, gurunya ikut naik ke panggung, berdiri dibelakang murid-murid dan sibuk menyemangati muridnya (atau merayu?) supaya menyanyi/menari. Kenapa gak gurunya aja yang nyanyi/joget sendiri?
tk sekarang: yang ada di panggung hanya murid-muridnya. Gurunya -yang biasanya kebagian main organ- selalu tersembunyi di balik tirai. Gak pernah terlihat murid-murid bengong melongo di atas panggung. Semua sudah tahu/hapal harus ngapain tanpa perlu diingetin lagi.
tk itu: ada satu acara yang tadinya membuat saya kagum: English Dialog dengan judul Lunch Break dengan pemain 5 orang murid. Ternyata gurunya sekali lagi ikut naik panggung untuk membisiki pemain dialog mereka masing-masing.
tk sekarang: semua gurunya Hikari gak ada yang bisa bahasa Inggris dan gak pernah nyoba-nyoba pake bahasa Inggris.
tk itu: murid yang ngambek dibiarkan lendotan pada orang tuanya.
tk sekarang: kalaupun ada murid yang ngambek, si guru dengan lembut namun tegas menggandeng si anak dan menunjukkan kepada si anak apa yang ia harus lakukan.
tk itu: ada pemilihan pemenang satu dua tiga.
tk sekarang: semua jadi pemenang.
... udah ah. Berhenti disini.
kayaknya sih tambah maju ya cara pikir tk yg sekarang ... mbak di Jepang ya? hmm .. sejauh mana buku totto-chan mempengaruhi kurikulum di jepang mbak?
tk sekarang memang lebih mengajarkan kemandirian ^o^